229x Filetype PDF File size 0.10 MB Source: media.neliti.com
125 KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Oktober 2015, http://ejournal.umm.ac.id/index.php/ Volume 1, Nomor 2, hlm 125-134 kembara/index PISSN 2442-7632 EISSN 2442-9287 KATA SERAPAN BAHASA SANSKERTA DALAM BAHASA INDONESIA Arif Budi Wurianto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang wuri_san@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini mendeskripsikan tentang linguistis (1) kosakata bahasa Melayu yang diperoleh dari bahasa Sansekerta dan (2) perubahan bahasa Sanskerta dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Penelitian ini bercorak kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data penelitian berasal dari dokumen tertulis berupa kamus, yaitu “Dictionaire Malais-Français Par L’abbé P. Favre, Vienne Imprimerie Impériale Et Royale, Tahun MDCCCLXXV Paris, buku 1 (917 halaman) dan Buku 2 (879 halaman)”. Hasil penelitian ini, dari 413 kosakata bahasa Melayu yang berasal dari bahasa Sanskerta menunjukkan (1) kosakata bahasa Sanskerta ada yang mengalami perubahan bentuk dan ada pula yang tetap sebagaimana bahasa asli Sanskerta, (2) perubahan makna terjadi bilamana (a) kata Sanskerta sama dengan bahasa Melayu dan berubah dalam bahasa Indonesia, (b) kata Sanskerta sama dengan bahasa Indonesia dan berubah dalam bahasa Melayu, (c) kosakata Sanskerta ditemukan dalam bahasa Melayu dan tidak menjadi bahasa Indonesia, dan (d) serapan Sanskerta dalam bahasa Melayu ditemukan juga dalam bahasa Kawi (Jawa Kuno), bahasa Jawa, dan bahasa Sunda, tetapi tidak/belum menjadi kosakata bahasa Indonesia. Kata kunci: bahasa Sanskerta, bahasa Melayu, bahasa Indonesia, kata serapan Abstract: This study aimed to obtain a linguistic description of (1) the vocabulary of the Malay language derived from Sanskrit and (2) the changing of Sanskrit in Malay and Indonesian languages. The data source was a written document, “Dictionaire Malais-Français Par L’abbé P. Favre, Vienne Imprimerie Impériale Et Royale, Tahun MDCCCLXXV Paris, Book 1 (917 pages) and Book 2 (879 pages)”. The results showed that out of 413 Malay vocabularies derived from the Sanskrit: (1) there were some Sanskrit words which underwent changing of form and some others were fixed as the original Sanskrit; (2) the change of meaning occurred when (a) Sanskrit words were identical with Malay and changed into Indonesian, (b) Sanskrit words were identical with Indonesian and changed into Malay, (c) Sanskrit vocabulary were found in Malay and not become Indonesian, and (d) absorption of Sanskrit in Malay was also found in Old Javanese, Javanese, and Sundanese, but not/has not become Indonesian vocabulary. Keywords: Sanskrit, Malay, Indonesian, absorbed words PENDAHULUAN dan penyebaran agama Hindu dan Budha kurang lebih pada abad ke-7 Masehi. Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang memiliki Bahasa Sanskerta adalah salah satu rumpun ciri nonfleksi, peranan kosakata sangat penting. dalam keluarga bahasa Proto Indo Eropa yang Kosakata menunjukkan fungsi dalam kategori banyak melahirkan bahasa-bahasa di Eropa. Sejalan gramatikal. Kosakata bahasa Indonesia umumnya dengan perdagangan dan persebaran agama Hindu berasal dari bahasa Melayu, karena bahasa dan Budha di Asia Tenggara, termasuk nusantara, Indonesia merupakan pengembangan dari bahasa di bahasa Sanskerta yang digunakan untuk menulis nusantara, yaitu bahasa Melayu (Kridalaksana, 1986: Weda menjadi lebih dominan berpengaruh terhadap 76). Dalam perkembangannya pun bahasa bahasa Jawa, Bali, dan Melayu Kuno. Bahasa Indonesia mengalami perubahan kosakata, baik dari Sanskerta digunakan sebagai bahasa kesusasteraan bahasa serumpun, bahasa daerah maupun bahasa India yang hanya dikuasai oleh para cerdik pandai asing melalui perdagangan, penjajahan, maupun situasi dan para pendeta. Mengingat bahasa Sanskerta perubahan sosial politik. Salah satu bahasa asing memiliki keterkaitan sejarah dengan bahasa Jawa yang banyak memberikan pengaruh terhadap dan Melayu, maka perlu diteliti untuk diperoleh kosakata bahasa Melayu, Kawi, Jawa, maupun deskripsi linguistis yang relatif lengkap. Penelitian Indonesia adalah bahasa Sanskerta (Soebadio, 1985: ini akan memberikan informasi data tentang masalah 35). Pengaruh bahasa Sanskerta terhadap bahasa- (1) asal usul bahasa Indonesia, (2) perubahan bentuk bahasa di nusantara disebabkan oleh perdagangan kata dari bahasa Sanskerta menjadi Melayu Kuno 125 125 Arif Budi Wurianto, Kata Serapan Bahasa Sansekerta dalam Bahasa Indonesia 126 dan bahasa Indonesia, (3) pendokumentasian kata METODE serapan dari bahasa Sanskerta (Sudaryanto, 2000: Penelitian ini bercorak kualitatif dengan metode 59). Ditilik dari relevansinya dengan bahasa deskriptif. Sumber data penelitian berasal dari Indonesia, hasil penelitian ini akan sangat dokumen tertulis berupa kamus, yaitu “Dictionaire bermanfaat bagi pembinaan, pengembangan, dan Malais-Français Par L’abbé P. Favre, Vienne pembakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa Imprimerie Impériale Et Royale, Tahun nasional. MDCCCLXXV Paris, buku 1 (917 halaman) dan Berkenaan dengan pembelajaran bahasa Buku 2 (879 halaman)”. Buku ini dipilih karena Indonesia, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan memuat kosakata yang sudah berbahasa Melayu dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif. serta berhuruf Latin dan Arab Melayu dengan Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya penjelasan bahasa Sanskerta dengan huruf memerlukan dasar-dasar kebahasaan yang sahih, Devanagari. Dokumen penunjang lain yaitu buku lengkap, dan mendalam dari semua bahasa di kamus: ”Practical Sanskrit Dictionary (Sir Arthur Indonesia, khususnya kata serapan yang salah Anthony McDonell), Oxford University satunya berasal dari bahasa Melayu dan Sanskerta. Press.1958. Sesuai dengan sifat, tujuan dan ruang Ditinjau dari pengembangan teori linguistik lingkup masalah, penelitian ini menggunakan nusantara, kajian terhadap kosakata serapan yang pendekatan historis. Data berupa korpus kata-kata berasal dari bahasa Sanskerta dapat dikembangkan berbahasa Melayu yang berasal dari bahasa linguistik nusantara melalui kajian leksikon dan Sanskerta, baik yang telah mengalami perubahan kamus lama yang berbahasa Melayu, sehingga bentuk, makna, penulisan, dan gejala kebahasaan akan diperoleh gambaran objektif pertumbuhan dan tertentu. perkembangan bahasa Melayu yang akhirnya Teknik pengumpulan data adalah mencermati menjadi bahasa Indonesia yang sahih, lengkap dan dan mencatat. Data berupa korpus tulis dalam mendalam (Shidarta, 1995:75). Data kebahasaan kamus yang dicatat setelah melalui pencermatan, hasil penelitian ini sangat penting karena merupakan penafsiran, dan penerjemahan. Setelah data sumber informasi bagi pemahaman sifat terkumpul dilakukan proses filling dan klasifikasi universalisme bahasa. Semakin banyak data data selanjutnya dilakukan analisis. Dalam kebahasaan diperoleh dari berbagai sumber dan praktiknya dilakukan secara bersamaan, seluruh lapangan kajian, makin tampak pula keragaman korpus dikelompokkan menurut persamaan gejala kebahasaan yang dapat dipahami. bentuk, jenis dan makna. Filling dan klasifikasi Meskipun pembicaraan dan analisis terhadap dilakukan dengan bantuan instrumen tabulasi data bahasa Sanskerta telah banyak ditulis dan ditelaah, dan daftar. namun kajian terhadap kamus lama (kodikologi) Dalam persiapan penelitian, kegiatan yang yang memuat asal mula kosakata yang digunakan dilakukan adalah menentukan kata beserta arti kata bahasa Melayu sebagai asal bahasa Indonesia perlu yang diperoleh dari pencermatan kamus. Selanjutnya juga dilakukan sebagai perspektif dan variasi kajian dilakukan seleksi melalui pencermatan kesamaan terhadap asal usul dan sumber kosakata suatu bahasa. kata dalam bahasa Melayu dengan kata dalam Masalah yang dilaporkan dalam penelitian ini pada bahasa Indonesia. Dilanjutkan dengan pemeriksaan pokoknya berupa penjelasan mengenai (1) kosakata transkripsi huruf Arab Melayu dan asal kata dalam bahasa Melayu yang diperoleh dari bahasa Sanskerta, bahasa Sanskerta baru kemudian analisis yaitu (2) jenis kata yang diserap dari bahasa Sanskerta, mengklasifikasikan bentuk-bentuk, pengelompokan (3) makna kata serapan bahasa Sanskerta, dan berbagai bentuk kata, arti kata, perubahan makna (4) perubahan yang terjadi dari bahasa Sanskerta kata, tabulasi bentuk-bentuk kelompok kata, sehingga ke dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia diketahui perubahan dan perkembangan kata yang (Collins, 2009: 76). Penelitian ini bertujuan diteliti. Pada tahap perumusan dilakukan generalisasi menghimpun kosakata bahasa Sanskerta yang bentuk kata, pola perubahan secara fungsional, diserap bahasa Melayu sebagai induk bahasa sehingga diperoleh deskripsi linguistis secara Indonesia. Hal ini dimaksudkan mampu melengkapi menyeluruh tentang kata serapan bahasa Sanskerta perian pemakaian kosakata bahasa Indonesia dalam dalam bahasa Melayu/Indonesia. upaya penyelamatan, pembinaan, pelestarian bahasa Indonesia. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 125-134 127 HASIL DAN PEMBAHASAN kesusasteraan dan tulisan. Prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya di Palembang, Jambi, Bangka Bahasa Sanskerta sebagai Bahasa Asing pada abad ke-7 masehi atau tahun çaka 604, 605, Bahasa Sanskerta yang berkembang di dan 608 ditulis dengan huruf Pallawa dan Indonesia adalah bahasa Sanskerta yang digunakan menggunakan bahasa Sanskerta (Kridaklasana, 1986: untuk menuliskan sastra Hindu, seperti Ramayana, 60). Bahasa Melayu Kuno pada masa Sriwijaya Mahabarata, dan Weda. Bahasa dan sastra Sanskerta tersebar ke daerah kekuasaan lain seperti Minangkabau di Indonesia memegang peranan penting dan di Sumatera Barat, Bangka, Malaka. Selanjutnya, berpengaruh besar terhadap bahasa dan sastra di Indo- perkembangan bahasa Sanskerta di Jawa karena nesia, terutama Jawa Kuno dan Bali. Melalui bahasa pengaruh agama Hindu Budha yang dianut para raja dan sastra Jawa Kuno berpengaruh pula terhadap dan menjadi agama rakyat. Melihat adanya keterkaitan tumbuhnya bahasa Melayu dan Indonesia Modern. sejarah antara bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, dan Bahasa Sanskerta merupakan bahasa arketipe Melayu, maka pengaruh bahasa Sanskerta banyak yang sudah diteliti dan dipelajari secara mendalam berupa pemakaian kosakata yang bermakna agama, sejak permulaan abad masehi, sedangkan untuk budaya, dan sebutan untuk kata benda. pelajaran di luar kawasan budaya India atau Hindu- Dalam penelitian ini inventarisasi kata Budha sejak abad ke-17. Pengaruh bahasa Sanskerta merupakan tugas utama untuk memperoleh korpus terhadap bahasa di nusantara dimulai sejak abad data yang diinginkan. Berdasarkan prinsip kerja pertama sampai lebih kurang abad ke-14 yaitu teori linguistik historis, yaitu studi tentang bagaimana ketika orang-orang Hindu dari India selatan suatu bahasa bekerja pada suatu waktu tertentu melakukan perdagangan ke nusantara. Pusat-pusat dilakukan dengan mengupas “basic vocabulary”, agama Hindu yang banyak tersebar di Jawa sehingga diketahui masalah difusi kebudayaan asing menyebabkan bahasa Sanskerta tumbuh bubur di ke Indonesia. Prinsip-prinsip eklektif digunakan dalam wilayah nusantara secara dominan. Masuknya penelitian dengan pijak. Kajan linguitstik historis, kosakata bahasa Sanskerta dalam bahasa Jawa prinsip lain yang relevan dan berguna bagi analisis Kuno maupun Melayu pada umumnya masih dalam adalah pentingnya data tulis sebuah bahasa arketipe. keadaan utuh dan murni, baik bunyi maupun arti Oleh sebab itu, kamus dipandang cukup relevan meskipun dalam perkembangannya banyak karena ketersediaan korpus tulis. mengalami perubahan gejala bahasa. Hal ini Dalam perkembangan bahasa Indonesia, serapan disebabkan masuknya bahasa Sanskerta melalui sebagai unsur pemerkaya kosakata telah dilakukan, bahasa pustaka atau bahasa tertulis. Bahasa salah satunya dari bahasa Sanskerta. Penyerapan Sanskerta ditulis dengan huruf Devanagari, istilah asing digunakan untuk mengembangkan sedangkan di Indonesia banyak digunakan huruf kosakata bahasa Indonesia dengan pertimbangan (1) Pallawa yaitu huruf yang biasa dipakai oleh orang- istilah serapan yang dipilih lebih cocok konotasinya, orang Hindu di India Selatan. (2) istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika Bahasa Sanskerta mempunyai pengaruh yang dibandingkan dengan terjemahannya dalam bahasa kuat untuk dijadikan sumber utama bagi pembentukan Indonesia, dan (3) istilah serapan yang dipilih dapat istilah baru, karena sifat kesastraannya yang mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah memungkinkan kosakata ini menjadi istilah, Indonesia terlalu banyak sinonim. sebagaimana penggunaan bahasa Latin untuk bahasa Bahasa Sanskerta sebagai bahasa asing yang ilmu pengetahuan. Pada mulanya bahasa Jawa Kuno diserap bahasa Indonesia baik dalam bentuk istilah menyesuaikan diri dengan bahasa Sanskerta sewaktu maupun bentuk kata yang diambil dari bahasa memasukkan struktur kompositum dalam sistem Melayu berbentuk dasar dan turunan. Pada prinsipnya bahasa. Masuknya kata-kata Sanskerta tidak terjadi yang dipilih adalah bentuk tunggal. Faktor kepraktisan, tanpa perubahan, tetapi perubahan itu seringkali situasi atau konteks pemakaian, kemudahan menjadikan salah pengertian atau salah dengar, mempelajari dan faktor transliterasi sebagai prinsip sehingga banyak kosakata Sanskerta telah berubah pemilihan. Kosakata bahasa Sanskerta yang digunakan hingga sulit ditentukan kata asalnya. dalam bahasa Melayu dan diambil sebagai bahasa Bahasa Indonesia berdasarkan sejarahnya berasal Indonesia merupakan pengambilan bentuk kosakata dari bahasa Melayu Kuno yang berbentuk karena faktor kesejarahannya. 127 Arif Budi Wurianto, Kata Serapan Bahasa Sansekerta dalam Bahasa Indonesia 128 Kosakata 38 hantu hantu hantu Hasil penelitian menunjukkan terdapat 412 kata 39 harga harga arga yang berasal dari bahasa Sanskerta, baik yang 40 harta harta arta digunakan dalam bahasa Melayu maupun bahasa 41 hartal ? haritala Indonesia dengan berbagai perubahan bentuk dan 42 kasta kasta kasta makna. 43 yogiya yogya/Jw yõgia 44 yojana ? yojana Tabel 1 Korpus Kata Serapan Bahasa Sanskerta 45 wijaya wijaya vijaya dalam Bahasa Melayu dan Bahasa 46 weda weda veda Indonesia 47 wira wira vira No. Bahasa Bahasa Bahasa 48 perwira perwira pravira Melayu Indonesia Sanskerta 49 warta warta várta 1 ayah ayah vayas 50 wasangka sangka viçangka 2 upati upeti utpati 51 kawi kawi kavi 3 aksara aksara acara 52 kaca kaca káca 4 ugama agama agama 53 kata kata kata 5 angkara angkara shangkara 54 kapas kapas kapása 6 angkasa angkasa akasa 55 karana karena karana 7 angga anggota angga 56 kala ‘waktu’ kala 8 angka angka angka 57 kuwasa kuasa vaça 9 anggara racun (?) anggara 58 kokila ? kõkila 10 angsana angsana asana 59 kota kota kuta 11 angsoka asoka acoka 60 kuli kuli kuli 12 acara acara acara 61 kolam kolam kula 13 aji aji aji 62 kangsa Gangsa/Jw kansa 14 ajujah umpat jarj 63 kecapi kecapi kaççapi 15 ajar ajar acarya 64 kecil kecil kincit 16 utama utama uttama 65 keti keti koti 17 ataw atau utawa 66 kotika ketika gatika 18 adi adi adi 67 kancana kencana káncána 19 adipati adipati adipati 68 kunci kunci kunciká 20 udara udara adara 69 kandara kendaraan kandara 21 aniyaya aniaya anyaya 70 kendi kendi kundi 22 aneka udara aneka 71 kunarpa kunarpa kunápa 23 anugerah anugerah anugraha 72 kapala kepala kapála 24 anta ? anta 73 kumbara mengem- ambara 25 antara antara antara bara 26 anduwan rentetan andu 74 kemboja kemboja kámboja 27 indera indera indra 75 karya kerja Kárya 28 upaya upaya upáya 76 kertika kartika krettika 29 upama umpama upama 77 kerat kerat kret 30 apiun opium apéna 78 karuniya karunia kárunya 31 upacara upacara upacara 79 kurang- keranjang karanda 32 ama hama ama jang 33 usaha usaha utsaha 80 kula- keluarga kulavamsa 34 asu Jw:asu çwan 81 kulawarga keluarga kulavarga 35 istanggi setanggi astangga 82 kula- ? kulaçantana 36 isteri isteri stri santana 37 asmara asmara smarga KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 125-134
no reviews yet
Please Login to review.