Authentication
243x Tipe DOC Ukuran file 0.12 MB
BAB 22. APLIKASI MIKROBIOLOGI MIKROBIOLOGI MAKANAN Segala sesuatu yang dapat dimakan atau diminum manusia, dapat digunakan sebagai makanan mikroba. Sebagian besar substrat yang dimakan manusia berasal dari tanaman. Tanaman tumbuh di tanah dan mikroba juga tumbuh di sekitar tanaman tersebut. Meskipun mikroba tanah biasanya tidak berbahaya bagi manusia, tetapi beberapa mikroba dapat merusak makanan. Penanganan makanan pada waktu panen dapat mengurangi kontaminasi oleh mikroba patogen. Biji Biji yang dapat dimakan manusia biasanya mengandung sedikit air, sehingga hanya beberapa mikroba yang mampu hidup pada biji. Namun dalam kondisi lembab biji-bijian mudah terkontaminasi oleh kapang dan mikroba lainnya. Kapang yang mengkontaminasi biji berasal dari udara atau terbawa oleh serangga, burung, dan hewan pengerat. Biji dapat terkontaminasi oleh kapang Claviceps purpurea. Kontaminasi biji oleh C. purpurea dapat mengakibatkan keracunan ergot atau ergotisme. Kapang Aspergillus dapat mengkontaminasi biji dan dapat meracuni makanan, karena Aspergillus menghasilkan aflatoksin. Aflatoksin merupakan agen pemicu kanker (karsinogen) dan mutasi (mutagen). Buah dan Sayur Jutaan bakteri komensal, seperti Pseudomonas fluorescens ditemukan di permukaan buah dan sayur. Buah dan sayur mudah terkontaminasi mikroba dari tanah, udara, air, dan peralatan yang dipakai untuk memetik, mentransport, dan menyimpan. Mikroba patogen seperti Salmonela, Shigella, dan Entamoeba serta beberapa virus dapat menempel di permukaan buah atau sayur. Karena permukaan luar buah dan sayur dilapisi lilin (wax) dan substansi antimikroba, maka dapat menghambat penetrasi mikroba ke jaringan dalam. Kentang dan sayur daun, rentan terkontaminasi oleh Erwinia carotovora. Jamur Phytophthora infestans menyebakan Irish potato famine pada tahun 1846. Buah rentan terhadap kerusakan oleh mikroba. Tomat, mentimun, dan melon dapat rusak oleh aktivitas jamur Fusarium. Fusarium dapat membuat akar tomat lembek dan kulit buah tomat pecah. Rhizopus dapat memembus kulit tomat dan mengubah tomat menjadi kantong air. Jus buah merupakan media cocok bagi pertumbuhan kapang, khamir, dan bakteri Leuconostoc dan Lactobacillus. Anggur dan beri mudah terserang jamur. Buah keras seperti persik dapat rusak dalam jangka waktu semalam oleh serangan Monilia fruticola. Penicillium expansum dapat merusak apel dan memproduksi toksin patulin. Penicillium lainnya dapat merusak jeruk. Daging dan Produk Unggas Daging sapi dari rumah pemotongan mengandung berbagai mikroba. Sedikitnya 70 jenis mikroba patogen berhasil diisolasi dari daging sapi. Meskipun ada inspeksi oleh para pakar di bidangnya, tetapi tidak dapat menjamin bahwa daging sapi bebas dari kontaminasi mikroba. Beberapa penyakit dari daging sapi terkontaminasi adalah abses, pneumonia, septicema, enteritis, toksemia, nefritis, pericarditis. Setelah pemotongan, karkas digantung dalam ruang dingin. Meskipun demikian mikroba masih dapat mengkontaminasi daging sapi. Beberapa kapang dapat tumbuh di daging sapi dingin, bahkan Cladosporium herbarium mampu tumbuh di daging sapi beku. Rhizopus dan Mucor menghasilkan fluffly, yaitu miselium putih pada permukaan karkas tergantung. Pseudomonas mephitica melepaskan hidrogen sulfida, sehingga mengubah warna daging sapi dingin menjadi hijau. Daging sapi giling terkadang mengandung telur cacing, kapang, dan bakteri Lacobacillus. Lebih dari 20 genus bakteri ditemukan pada produk unggas. Kesalahan dalam penanganan produk unggas dapat menimbulkan infeksi serius. Mikroba dari daging unggas dan dapat menginfeksi manusia adalah Salmonella, Clostridium perfringens, dan Staphylococcus aureus. Pseudomonas dan bakteri gram negatif merupakan kontaminan umum produk ayam, sehingga mengubah produk unggas menjadi berlendir atau berbau menyengat. Telur tidak bebas kontaminasi, meskipun dilindungi oleh cangkang keras. Cangkang telur keras, tetapi berpori. Pseudomonas, Penicillium, Cladosporium dan Sporotrichum dapat tumbuh di cangkang telur dan dapat menembus ke dalam melalui pori cangkang. Semua mikroba patogen yang hidup di telur, dapat berpindah ke manusia, jika telur tidak dimasak. Ikan dan Kerang Ikan segar selau mengandung mikroba. Bakteri enterik dan Clostridium, virus enterik, dan cacaing parasit biasanya ditemukan pada ikan segar. Mikroba tersebut mampu bertahan selama proses pengemasan dingin dan pengapalan. Kerang membawa mikroba sama seperti ikan. Kerang biasanya membawa Salmonella typhimurium dan terkadang Vibrio cholerae. Di antara crustacea, udang merupakan hewan paling banyak dikonsumsi manusia. Udang mengandung 1 juta populasi mikroba per gram udang. Kontaminasi bakteri terjadi selama proses sebelum pembekuan. Lobster dan kepiting lebih banyak mengandung mikroba patogen enterik dibandingkan udang. Kepiting masak taksempurna dapat menularkan kolera. Meskipun lobster dan kepiting adalah hewan laut, tetapi mikroba non-laut dapat mengkontaminasi mereka. Kontaminasi hewan laut berasal dari proses pengemasan dan pengapalan. Susu Penanganan modern dapat mereduksi populasi mikroba dalam susu. Mikroba yang mengkontaminasi susu berasal dari mikroba flora normal sapi. Biasanya beberapa mililiter susu perahan pertama mengandung 15000 mikroba per mililiter. Sementara itu susu perahan akhir sedikit mengandung mikroba, bahkan bebas mikroba. Mikroba umum dijumpai pada susu perah adalah Staphylococcus epidermis, Micrococcus, Pseudomonas, Flavobacterium, dan Erwinia serta beberapa jamur. Pemerahan susu dengan tangan menyebabkan mikroba flora normal manusia berpindah ke susu. Mikroba flora normal manusia yang ditemukan di susu adalah Escerichia coli (menyebabkan susu berbau tinja) dan Acinetobacter johnsoni (menyebabkan susu berlendir). Sapi berpenyakit dapat memindahkan mikroba patogen (Mycobacterium bovis dan Brucella sp.) ke susu. Streptococcus lactis dan Lactobacillus sp. dapat mengasami susu. Nilai pH susu asam dapat mencapai 4 dan protein susu terkoagulasi. Makanan Lainnya Manusia mengonsumsi gula, renpah-rempah, teh, kopi, dan coklat. Semua makanan tersebut dapat terkontaminasi mikroba. Gula rafinasi kering steril terhadap mikroba, tetapi raw-sugar dapat mendukung pertumbuhan jamur seperti Aspergillus Saccharomeces, dan Candida serta beberapa bakteri seperti Bacillus dan Micrococcus. Biasanya mikroba pengontaminasi rawa sugar terbuang pada proses filtrasi. Namun jika tidak terbuang, maka mikroba tersebut akan mati oleh proses evaporasi. Makanan dengan penambahan gula sangat rentan terhadap kontaminasi mikroba, karena gula merupakan nutrien sempurna bagi pertumbuhan mikroba. Bakteri fakultatif anaerob Bacillus stearothermophilus dapat tumbuh baik pada suhu 55—60C dapat cepat tumbuh pada makanan terproses (processing food). Bakteri anaerob termofil lainnya Clostridium thermosaccharolyticum dapat menghasilkan gas pada makanan kaleng. Makanan dengan kadar gula tinggi seperti jeli, selai, permen dapat menghasilkan tekanan osmosis tinggi,s ehingga menghambat pertumbuhan mikroba. Madu dapat mengandung spora Clostridium botulinum. Meskipun spora tidak tergerminasi di madu, tetapi dapat tergerminasi dalams aluran pencernaan jika dikonsumsi bayi, sehingga menghasilkan penyakit yang disebut floppy baby syndrome. Rempah-rempah dikenal luas sebagai makanan tanpa mikroba. Reputasi ini tidak sedikit diragukan karena berbagai mikroba ditemukan pada rempah-rempah. Untungnya mikroba yang mengontaminasi rempah-rempah, termasuk mikroba nonpatogen. Berbagai mikroba perusak makanan dapat dilihat pada Tabel 22.1. Tabel 22.1 Mikroba perusak makanan Makanan Mikroba Jenis kerusakan Biji bijian Roti Rhizopus nigricans Roti berjamur Penicillium sp. Aspergillus sp. Monilia sitophila Bacillus sp. Stringy texture Buah & Sayur Sayuran daun Erwinia carotovora Bacterial soft rot Kentang Phytophthora infestans Potato blight Tomat, melon Fusarium sp. Soft rot; kulit pecah Anggur, beri, buah batu Monilia fruticola Brown rot Apel Penicillium expansum Kontaminan toksin patulin Daging Rhizopus sp. Whiskers; White fluffy growth Mucor sp. Pseudomonas Daging dingin berwarna hijau Clostridium sp. Bone stink Produk unggas Pseudomonas Berlendir Penicillium Kontaminan kulit telur Cladosporum sp. Sporotrichum sp. Susu Acinetobacter johnsoni Berlendir Streptococcus lactis Susu asam Lactobacillus sp. Penularan Penyakit Asal Makanan Penyakit asal makanan (foodborne) terkontaminasi biasanya akibat toksin yang dikeluarkan oleh mikroba dan aktivitas mikroba sendiri (Tabel 20.2). Industrialisasi meningkatkan penyebaran mikroba patogen asal-makanan. Pabrik pemroses makanan memberi kesempatan kontaminasi mikroba pada makanan, keculai prinsip sanitasi ketat diberlakukan. Peningkatan popularitas makanan cepat saji juga meningkatkan risiko terinfeksi mikroba patogen. Tabel 20.2 Mikroba patogen tertular melalui makanan dan susu Mikroba Penyakit Vektor Saphylococcus aureus Keracunan makanan Unrefrigerated food, infected food handler, susu dari sapi terinfeksi Clostridium perfringens Keracunan makanan Unrefrigerated food Bacillus cereus Keracunan makanan Unrefrigerated food Clostridium botulinum Botulisme Makanan kaleng dari proses buruk
no reviews yet
Please Login to review.