155x Filetype PDF File size 0.12 MB Source: media.neliti.com
Faletehan Health Journal, 5 (3) (2018) 99-106 https://journal.lppm-stikesfa.ac.id ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667 Kepatuhan Pembatasan Cairan dan Diet Rendah Garam (Natrium) pada Pasien GGK yang Menjalani Hemodialisa; Perspektif Health Belief Model 1 1* Senny Nur Wulan, Etika Emaliyawati Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia *Corresponding Author: etika@unpad.ac.id Abstrak Penyebab kematian terbanyak pada GGK yaitu kelebihan cairan (over hydration) dan hiperkalemia. Oleh karena itu, kepatuhan pasien GGK dalam pembatasan cairan dan diet rendah garam menjadi upaya untuk mengurangi resiko kematian pada pasien GGK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepatuhan pembatasan cairan dan diet rendah garam (natrium) pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa rutin di RSUP dr. Hasan Sadikin, Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dari penelitian ini adalah pasien hemodialisa rutin dengan menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel 93 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk mengukur kepatuhan pembatasan cairan dan diet rendah garam (natrium). Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan analisis univariat dengan menggunakan nilai Median. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang patuh terhadap pembatasan cairan sebanyak 35 orang (37,6%), sedangkan yang tidak patuh 58 orang (62,4 %). Berdasarkan tingkat kepatuhan diet rendah garam (natrium), responden yang patuh sebanyak 31 orang (33,3%), sedangkan yang tidak patuh sebanyak 62 orang (66,7 %). Penelitian ini menunjukkan sebagian besar pasien GGK tidak patuh terhadap pembatasan cairan dan diet rendah garam (natrium). Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan frekuensi edukasi motivasi serta konseling diet cairan di setiap jadwal hemodialisa. Kata Kunci: Diet rendah garam (natrium), Kepatuhan, Pembatasan cairan Abstract The mostly caused death on chronic renal failure are overhydration and hypercalemia. Therefore, the compliance of patients with chronic renal failure recognized as attempt to decrease mortality rate of it. The aim of this study was to describe compliance of fluid restriction and a low salt (sodium) diet in patients with chronic renal failure undergoing regular hemodialysis at Hospital dr. Hasan Sadikin. This research used descriptive method with cross-sectional approach. The samples of this research were regular hemodialysis patients who were selected by using consecutive sampling technique of 93 people. The research instrument used questionnaire to measure compliance of fluid restriction and low salt (sodium) diet. Analysis used univariate analysis with median values.The analysis result showed that respondents who are compliance to the restriction of fluid were 35 people or 37.6%, while non-compliance is 58 people or 62.4%. Respondent who were comply of a diet low in salt (sodium) were 31 people or 33.3%, while non-compliance is 62 people or 66.7%. This study showed that most of patients with chronic renal failure did not adhere to restrictions of fluid and low-salt diet (sodium). The increasing of frequency education motivation and dietary fluid counseling in each hemodialysis schedule are nessesary. Keywords: Compliance, Low-salt diets, Restrictions of fluid 99 Faletehan Health Journal, 5 (3) (2018) 99-106 https://journal.lppm-stikesfa.ac.id ISSN 2088-673X | 2597-8667 Pendahuluan kepatuhan (compliance) yang menggunakan Berdasarkan data dari USRDS (United States Health Belief Model (HBM). Hasil penelitian Renal Data System) tahun 2014 menyatakan bahwa menunjukkan bahwa dimensi HBM yang meliputi terjadi peningkatan angka insiden ESRDS dari keyakinan individu terhadap kerentanan dirinya tahun 2011 sebanyak 111.209 orang, pada tahun terhadap komplikasi penyakit (perceived 2012 meningkat menjadi 112.596 orang. Begitu susceptibility), keyakinan individu mengenai pula dengan prevalensi penderita GGK (GGK) di keseriusan penyakitnya (perceived severity/ Indonesia yang memiliki jumlah yang cukup seriousness), keuntungan yang dipersepsikan tinggi. Hal ini didukung oleh data dari Riskesdas individu dalam menampilkan perilaku sehat (2013) yang menyebutkan bahwa prevalensi GGK (perceived benefit), hambatan yang dipersepsikan sebesar 0,2 % dari jumlah sampel 1.027.763 orang. individu dalam menjalani perilaku yang dianjurkan Provinsi Jawa Barat menempati urutan ke-5 (perceived barrier), keyakinan individu mengenai tertinggi dari 33 provinsi dengan prevalensi adanya sinyal yang menyebabkan seseorang untuk sebesar 0,3% pada tahun 2013 dari jumlah sampel bergerak ke arah pencegahan (cues to action) dan 722.329 orang. keyakinan individu mengenai kemampuan yang Penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR) dimiliki untuk melakukan sesuatu (self efficacy) pada GGK akan menimbulkan gangguan faal ginjal berhubungan dengan perilaku kepatuhan pasien dan endokrin. Hal ini akan menimbulkan penyakit GGK yang menjalani hemodialisa. Begitupun penyerta sehingga dapat mengancam kehidupan. sebaliknya, perilaku ketidakpatuhan seseorang Hasil penelitian Sutarka, Suwitra, Loekman, et al. terhadap pengobatan akan berdampak pada (2010) menunjukkan bahwa 40% penderita GGK kondisi/status kesehatannya. Termasuk kepatuhan dengan rata-rata LFG 33 ml/menit/ 1,73 m² dalam menjalani diet dan cairan pada penderita menunjukkan adanya kalsifikasi arteri koroner gagal ginjal. Ketidakpatuhan penderita dalam dibandingkan 13 % pada penderita tanpa kelainan menjalani prinsip diet dan cairan yang dianjurkan ginjal. dapat berdampak buruk bagi prognosis Meninjau dampak yang dapat ditimbulkan penyakitnya. Penelitian Wizeman, Wabel, dari GGK, maka diperlukan penatalaksanaan Chamney, Zaluska, et al., (2008) menunjukkan komprehensif bagi kelangsungan hidup penderita. bahwa kelebihan masukan cairan (overhydration) Penatalaksanaan GGK tahap akhir yaitu pada pasien GGK (GGK) dengan hemodialisis memberikan terapi yang dapat menggantikan akan meningkatkan angka mortalitas. fungsi ginjal (Aziz, Witjaksono & Rasjidi, 2008). Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Penatalaksanaan lainnya meliputi preskripsi diet Bandung merupakan rumah sakit rujukan tipe A di dan cairan, kontrol hipertensi dan pencegahan Jawa Barat. Penderita GGK yang menjalani penyakit penyerta dan komplikasi (Brunner & hemodialisa (HD) pada bulan April-Juli 2015 Suddarth, 2002). Selain itu, kepatuhan diet rendah sebanyak 1.057 orang dengan rata-rata kunjungan garam dan pembatasan cairan pada penderita GGK pasien GGK yang menjalani HD per bulan juga sangat diperlukan untuk menjaga sebanyak 264 orang, sedangkan pasien GGK yang kelangsungan hidup pasien sebagai bagian dari menjalani HD rutin per bulan sebanyak 163 orang. preskripsi pengobatannya. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan Kepatuhan pada program kesehatan terhadap 12 orang pasien yang menjalani HD rutin, merupakan perilaku yang dapat diobservasi ditemukan sebanyak 7 orang diantaranya datang sehingga dapat langsung diukur melalui hasil atau dengan keluhan sesak tanpa demam sehingga tujuan yang dicapai dalam program pengobatan pasien menggunakan terapi oksigen selama HD. yang telah ditentukan (Bastable, 2002). Berbagai Data lain yang didapatkan selama studi penelitian menyebutkan bahwa perilaku kepatuhan pendahuluan diketahui bahwa dari 7 orang tersebut dalam pengobatan suatu penyakit berhubungan mengalami peningkatan Interdialytic weight gain secara signifikan terhadap status kesehatan. (IDWG) lebih dari 5%. Selain itu, didapatkan pula Penelitian tersebut diantaranya adalah penelitian seorang pasien yang mengalami edema anasarka Nugraha & Nurhayati (2014) menunjukkan adanya dengan pitting edema +3 serta peningkatan IDWG hubungan yang signifikan antara perilaku sebesar 30%. 100 Faletehan Health Journal, 5 (3) (2018) 99-106 https://journal.lppm-stikesfa.ac.id ISSN 2088-673X | 2597-8667 (perceived benefit), hambatan yang dipersepsikan Metode Penelitian individu dalam menjalani perilaku yang dianjurkan Jenis penelitian yang digunakan dalam (perceived barrier), keyakinan individu mengenai penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi adanya sinyal yang menyebabkan seseorang untuk dalam penelitian ini seluruh penderita GGK yang bergerak ke arah pencegahan (cues to action) dan menjalani hemodialisa rutin dua kali seminggu di keyakinan individu mengenai kemampuan yang RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yang berjumlah dimiliki untuk melakukan sesuatu (self efficacy) sebanyak 92 orang. Sampel penelitian ini adalah berhubungan dengan perilaku kepatuhan pasien total populasi. Pengumpulan data menggunakan GGK yang menjalani hemodialisa. kuesioner yang berbentuk close ended questions (kuesioner tertutup) dengan jumlah pertanyaan Tabel 1. Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, sebanyak 20 item dengan pilihan multiple choice Lamanya Menjalani HD, Tingkat menggunakan skala Likert. Data penelitian Pendidikan dan Peningkatan IDWG dilakukan analisis dengan menggunakan analisis Pasien GGK yang Menjalani HD Rutin univariat. Karakteristik F % Usia Hasil dan Pembahasan 20-30 tahun 3 3,2 Pada hasil penelitian yang ditunjukkan pada 30-40 tahun 19 20,4 tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar 40-50 tahun 27 29 pasien GGK memiliki peningkatan IDWG lebih 50-60 tahun 15 16,1 dari 5% yaitu sebanyak 62 orang atau 66,7%. >60 tahun 29 31,2 Menurut Kresnawan (2012) dijelaskan bahwa Jenis Kelamin peningkatan IDWG idealnya tidak boleh lebih dari Laki-laki 51 54,8 5%. Hal ini dikarenakan akan menimbulkan Perempuan 42 41,2 gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada Lama Menjalani HD tubuh. Menurut penelitian Mokodompit, Paramata < 1 tahun 9 9,7 dan Pakaya (2015) menunjukkan bahwa terdapat 1-3 tahun 20 21,5 pengaruh kelebihan berat badan terhadap 3-5 tahun 36 38,7 komplikasi gagal jantung pada pasien GGK yang >5 tahun 28 30,1 menjalani HD. Komplikasi ini dapat menimbulkan Tingkat Pendidikan kematian pada pasien GGK. Hal ini juga diperkuat SD 21 22,6 dengan penelitian Ekantari, Suswandari dan SMP 14 15,1 Kusumawati (2012) yang menunjukkan bahwa SMA 35 37,6 terdapat hubungan antara lama hemodialisis, D III 8 8,6 penyakit penyerta seperti diabetes mellitus tipe II, S1 14 15,1 diabetes nefropati dan gagal jantung dengan S2 1 1,1 kematian pasien GGK. Peningkatan IDWG Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2, < 5% 31 33,3 dapat diketahui bahwa sebagian besar pasien GGK ≥ 5% 62 66,7 yang menjalani HD rutin tidak patuh terhadap Sumber: Data Penelitian 2016 pembatasan cairan dan diet rendah garam (natrium). Penelitian Nugraha & Nurhayati (2014) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan Tabel 2. Kepatuhan Pembatasan Cairan dan Diet antara perilaku kepatuhan (compliance) dengan Rendah Garam Health Belief Model (HBM). Hasil penelitian Sub Variabel F % menunjukkan bahwa dimensi HBM yang meliputi Pembatasan Cairan keyakinan individu terhadap kerentanan dirinya Patuh 35 37,6 terhadap komplikasi penyakit (perceived Tidak Patuh 58 62,4 susceptibility), keyakinan individu mengenai Diet Rendah Garam (Natrium) keseriusan penyakitnya (perceived severity/ Patuh 31 33,3 seriousness), keuntungan yang dipersepsikan Tidak Patuh 62 66,7 individu dalam menampilkan perilaku sehat Sumber: Data Penelitian 2016 101 Faletehan Health Journal, 5 (3) (2018) 99-106 https://journal.lppm-stikesfa.ac.id ISSN 2088-673X | 2597-8667 Keyakinan individu terhadap kerentanan Dukungan yang terbesar yaitu berasal dari dirinya terhadap komplikasi penyakit (perceived keluarga atau teman terdekat. Hal ini sesuai dengan susceptibility) pada GGK. Komplikasi ini penelitian Andriani, Chanif dan Rosidi (2013) berkaitan dengan kelebihan cairan dan elektrolit menujukkan bahwa adanya hubungan yang yang dapat mengakibatkan kematian pada GGK. signifikan antara dukungan sosial terhadap Pada penelitian Istanti (2013) menunjukkan bahwa kepatuhan pembatasan cairan pada pasien GGK. terdapat hubungan yang berarti antara penambahan Pasien yang menjalani pembatasan cairan akan berat badan IDWG dengan kelebihan asupan cairan lebih termotivasi untuk mengikuti anjuran yang pada pasien GGK yang menjalani HD rutin. Hasil diberikan apabila mendapatkan dukungan positif penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dari orang-orang terdekatnya. Maka dari itu, peningkatan IDWG, maka semakin tinggi pula dukungan dari orang terdekat terurtama keluarga kelebihan asupan cairan yang dilakukan pasien penting untuk dilakukan. Perawat dapat GGK yang menjalani HD rutin. memberikan dukungan positif melalui dukungan Keyakinan individu mengenai keseriusan penghargaan terhadap pasien yang mematuhi penyakitnya (perceived severity/ seriousness) pembatasan cairan. dapat ditunjukkan dengan pengetahuan pasien Keyakinan individu mengenai adanya sinyal mengenai penyakitnya. Pengetahuan ini akan yang menyebabkan seseorang untuk bergerak ke membantu pasien untuk memahami prognosis arah pencegahan (cues to action) pada pasien GGK penyakitnya termasuk keseriusan di setiap berhubungan dengan pemahaman pasien mengenai tindakan yang dianjurkan petugas kesehatan, awareness terhadap ketidakseimbangan cairan dan sehingga diharapkan pasien dapat melakukan elektrolit. Pasien yang dapat memahami adanya anjuran petugas kesehatan untuk mencegah keluhan yang mulai muncul akibat kelebihan prognosis penyakit ke arah yang lebih buruk. asupan cairan, cenderung akan melakukan perilaku Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa patuh terhadap pembatasan cairan agar keluhan sebagian besar responden memiliki tingkat tidak berlanjut pada hal yang lebih buruk. Pada pendidikan sekolah menengah atas. pasien GGK, hal ini dapat diketahui dengan Keuntungan yang dipersepsikan individu memantau status hidrasi. Rendahnya angka dalam menampilkan perilaku sehat (perceived kepatuhan pada indikator ini menunjukkan bahwa benefit) akan mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien belum dapat aware terhadap keseimbangan pasien. Hasil wawancara pada pasien GGK cairan pada tubuhnya sehingga akan menyatakan bahwa pasien yang patuh terhadap mempengaruhi kepatuhannya dalam pembatasan pembatasan cairan dan diet dikarenakan telah cairan. mengalami pengalaman bahwa dengan Keyakinan individu mengenai kemampuan ketidakpatuhan, pasien akan mengalami keluhan yang dimiliki untuk melakukan sesuatu (self seperti edema dan sesak. Keluhan ini akan efficacy) dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan berkembang menjadi penyakit penyerta apabila pasien. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan tidak ditangani dengan perubahan perilaku ke arah bahwa pasien GGK yang menjalani HD rutin yang lebih baik. Maka dari itu, pasien cenderung sebagian besar tidak patuh terhadap pembatasan akan mulai patuh guna menghindari hal tersebut, cairan. Hal ini dapat disebabkan karena adanya self sehingga akan mempengaruhi kualitas hidupnya. efficacy yang rendah pada pasien GGK, yang Hambatan yang dipersepsikan individu dalam sering kali memicu respon maladaptif secara menjalani perilaku yang dianjurkan (perceived psikologis yaitu depresi. Menurut penelitian Patel, barrier) pada pasien GGK mempengaruhi tingkat Sachan, Nischal, et al.(2012) menyatakan bahwa kepatuhan pasien. Hambatan ini dapat berasal dari pasien GGK yang menjalani HD, cenderung untuk internal dan eksternal. Hambatan yang berasal dari mengalami depresi yang dihubungkan dengan internal mengenai persepsi dirinya mengenai rendahnya Body Mass Index (BMI) dan kemampuan yang dimiliki agar dapat menampilkan meningkatnya penyakit komorbid. Hasil perilaku yang dianjurkan, sedangkan hambatan penelitiannya menyatakan bahwa dari 150 eksternal dapat berasal dari keterlibatan orang responden, 70 orang atau 46,6% mengalami terdekat, lingkungan serta keterlibatan petugas depresi dan 43 orang atau 28,6% memiliki kesehatan. keinginan untuk bunuh diri. Maka dari, itu aspek psikologis tersebut kemungkinan dapat 102
no reviews yet
Please Login to review.