jagomart
digital resources
picture1_Matrix Pdf 174289 | Model Risk Control Matrix


 117x       Filetype PDF       File size 0.69 MB       Source: www.bpkp.go.id


File: Matrix Pdf 174289 | Model Risk Control Matrix
penggunaan model risk control matrix dalam pelaksanaan audit 1 2 3 mujiastono dody mardiansyah gustian wiwaha inspektorat jenderal kementerian keuangan 1 email mujiastono kemenkeu go id 2 email dody mardiansyah ...

icon picture PDF Filetype PDF | Posted on 27 Jan 2023 | 2 years ago
Partial capture of text on file.
                                                     PENGGUNAAN MODEL RISK CONTROL MATRIX  
                                                                 DALAM PELAKSANAAN AUDIT 
                                                                                                 
                                                                                         
                                                                        1                      2                   3
                                                            Mujiastono ,Dody Mardiansyah , Gustian Wiwaha  
                                                                 Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan 
                                                                     1
                                                                      email: mujiastono@kemenkeu.go.id 
                                                                 2
                                                                  email: dody.mardiansyah@kemenkeu.go.id 
                                                                   3
                                                                    email: gustian.wiwaha@kemenkeu.go.id  
                                                                                         
                                                                                   Abstrak 
                                Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan model Matriks Risiko dan Pengendalian pada 
                                contoh kegiatan patroli laut. Model  Matriks Risiko  dan Pengendalian  dapat digunakan sebagai 
                                pedoman perencanaan audit dan pengendalian internal di unit Patroli Laut. Metode yang digunakan 
                                dalam mengumpulkan data adalah wawancara, observasi, dan analisis data. Panduan yang digunakan 
                                untuk penilaian risiko menggunakan model BPKP (2010) dan AS / NZS 4360: 2004. Hasil dari 
                                penelitian ini adalah model Matriks Risiko dan Pengendalian di unit patroli laut. Penelitian ini 
                                diperoleh dari tiga tahapan. Pertama, identifikasi kegiatan dan risiko pada unit patroli laut. Kedua, 
                                identifikasi dan penilaian risiko kegiatan. Ketiga, melakukan analisis dampak dan kemungkinannya 
                                di setiap kegiatan untuk menghasilkan Matriks Risiko dan Pengendalian dari peta prioritas risiko 
                                pada unit patroli laut. 
                                Kata Kunci: matriks risiko dan pengendalian, patroli laut, identifikasi risiko  
                                 
                                                                                   Abstract 
                                The objective of this research was to produced the risk control matrix model of risk at Customs Sea 
                                Patrol. The risk control matrix model can be used as a guideline of audit plan and internal control 
                                at Customs Sea Patrol. The method used in collecting the data were interview, observation, and data 
                                analytic. Guidence to assess risk used model of BPKP (2010) and AS/NZS 4360:2004. The results 
                                of this research are the risk control matrix model at Customs Sea Patrol Unit. This research was 
                                gained from three phases. The first, activities and risks identification at Customs Sea Patrol Unit. 
                                The second, risk identification and risk assesment of the activities. The third, doing impact analysis 
                                and its likelihood in each activity to produce the risk control matriks of risk priority map at Customs 
                                Sea Patrol.  
                                Keywords: risk control matrix, sea patrol, risks identification 
                                 
                                1.    PENDAHULUAN                                         pemerintahan/birokrasi  yang  bersih  (clean 
                                                                                          government). 
                                      Peran      Aparat      Pengawasan        Intern 
                                                                                               Kementerian  Keuangan  merupakan  suatu 
                                Pemerintah  (APIP)  semakin  lama  semakin 
                                                                                          unit   organisasi    yang  memegang  peranan 
                                strategis  dan  bergerak  mengikuti  kebutuhan 
                                                                                          strategis   dalam  tata  kelola  pemerintahan 
                                zaman.      APIP  diharapkan  menjadi  agen 
                                                                                          Republik Indonesia. Sesuai dengan UU Nomor 
                                perubahan yang dapat menciptakan nilai tambah 
                                                                                          17  Tahun  2003  tentang  Keuangan  Negara, 
                                pada produk atau layanan instansi pemerintah. 
                                                                                          Menteri Keuangan harperan tidak hanya sebagai 
                                APIP  sebagai  pengawas  intern  pemerintah 
                                                                                          chief  operational  officer  (COO)  tetapi  juga 
                                merupakan  salah  satu  unsur  manajemen 
                                                                                          sebagai     chief    financial     officer    (CFO) 
                                pemerintah      yang     penting    dalam     rangka 
                                                                                          (Pemerintah Republik Indonesia, 2003). Peran 
                                mewujudkan kepemerintahan yang baik (good 
                                                                                          tersebut     membuat        Menteri       Keuangan 
                                governance)         yang        mengarah         pada 
                                                                                          bertanggung jawab atas pengelolaan kebijakan 
                                                                                                                                            10 
                                 
                                 fiskal  dan  keuangan  negara  dalam  upaya               pada level  operasional.  tetapi  juga  pada  level 
                                 mewujudkan  pertumbuhan  ekonomi  yang                    yang lebih strategis (Inspektorat Jenderal, 2016). 
                                 inklusif untuk kesejahteraan masyarakat Hal ini           Peran  strategis  tersebut  dapat  dicapai  melalui 
                                 mengakibatkan  tugas  dan  fungsi  Kementerian            peningkatan dan perbaikan efektivitas penerapan 
                                 Keuangan  menjadi  semakin  kompleks,  yang               tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian 
                                 menuntut tingkat kapabilitas yang lebih tinggi            internal  secara  menyeluruh  di  lingkungan 
                                 dari  fungsi  audit  intern  sebagai  komponen            Kementerian Keuangan. Hal ini sejalan dengan 
                                 integral  dari  tata  kelola  yang  efektif  di sektor    upaya  peningkatan  kapabilitas  pengawasan 
                                 publik (IIARF, 2009).                                     internal  Itjen  menuju  Level  4  Intemal  Audit 
                                       Dalam  membantu  pencapaian  tujuan                 Capability      Model      (IA-CM)      yang     dapat 
                                 Kementerian  Keuangan,  Inspektorat  Jenderal             memberikan overall assurance atas efektivitas 
                                 Kementerian Keuangan (Itjen) selaku unit audit            tata kelola. manajemen risiko, dan pengendalian 
                                 internal  dituntut  untuk  berperan  tidak  hanya         internal dalam membantu Menteri Keuangan
                                 untuk mencapai tujuan Kementerian.                        merupakan hal yang sangat penting bagi Itjen 
                                       Berdasarkan hasil self-assessment  IA-CM            sebagai  bukti  substantif  bahwa  Itjen  dari  sisi 
                                 tahun  2016,  tingkat  kapabilitas  Itjen  masih          peran dan layanan telah mencapai IACM level 4. 
                                 berada pada Level 3. Salah satu hal yang masih            Penerapan      opini    juga     dapat    mendorong 
                                 perlu dilakukan oleh Itjen untuk dapat mencapai           peningkatan  kualitas  hasil  audit  internal  Itjen 
                                 Level  4  adalah  pemberian  overall  assurance           karena dengan adanya tuntutan pemberian opini, 
                                 dalam kegiatan audit internal Itjen Hasil  self-          kegiatan     audit     internal    didorong     untuk 
                                 assessment  merekomendasikan  Itjen  untuk                mendokumentasikan  informasi  yang  cukup, 
                                 mengembangkan strategi pengawasannya untuk                andal,  relevan  demi  menghindari  kesalahan 
                                 dapat  memberikan  jaminan  yang  memadai                 pemberian  opini  audit  internal.  Itjen  telah 
                                 dalam  bentuk  pemberian  pendapat/simpulan               mempraktikan opini audit internal pada sejumlah 
                                 (opinion) atas kecukupan dan efektivitas proses           kegiatan pengawasan yang bersifat spesifik dan 
                                 tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian            umumnya  merupakan  kegiatan  mandatory, 
                                 secara keseluruhan (Inspektorat Jenderal, 2017).          antara  lain  pada  kegiatan  reviu  pengendalian 
                                       Pemberian pendapat/simpulan (opini) audit           intern  atas  Laporan  Keuangan  Kemenkeu dan 
                                 internal  diatur  dalam  standar  audit  internal.        Laporan BUN, Reviu Tata Kelola TIK, Penilaian 
                                 Standar  2410.A1  dalam  Practice  Advisory               atas      Tingkat       Kematangan         Penerapan 
                                 (IPPF,  2017)  serta  Standar  Audit  Intern              Manajemen  Risiko  (TKPMR),  serta  evaluasi 
                                 Pemerintah  Indonesia  (SAIPI)  menyatakan                atas  SAKIP,  namun untuk kegiatan  assurance 
                                 bahwa komunikasi akhir hasil penugasan, jika              lainnya pemberian opini masih belum dilakuan 
                                 memungkinkan,  harus  berisi  opini  auditor              secara konsisten dan belum terstandardisasi. 
                                 internal  secara  keseluruhan  (overall  opinion)               Untuk  dapat  memberikan  opini  atas 
                                 dan/atau kesimpulan (conclusions). Opini audit            kegiatan audit internal, auditor harus memahami 
                                 internal pada dasarnya merupakan karakteristik            risiko  yang  dihadapi  oleh  klien  pengawasan. 
                                 yang  khas  dari  sebuah  penugasan  assurance.           Klien Pengawasan harus menyusun manajemen 
                                 Atas  hal  tersebut,  IIA  juga  telah  menerbitkan       risiko     terlebih     dahulu.     Setelah      Klien 
                                 petunjuk  perumusan  opini  audit  intern  pada           Pengawasan menyusun Manajemen Risiko maka 
                                 suatu  organisasi  dalam  publikasinya  yang              auditor dapat memanfaatkannya untuk membuat 
                                 berjudul Formulating and Expressing Internal              perencanaan  audit  dengan  mempertimbangkan 
                                 Audit Opinion pada tahun 2009.                            risiko-risiko yang telah teridentifikasi. 
                                       Dalam  rangka  peningkatan  kapabilitas                   Pendekatan  audit  ini  berfokus  dalam 
                                 pengawasan Itjen untuk memberikan assurance               mengevaluasi       risiko-risiko    baik     strategis, 
                                 secara  menyeluruh  atas  proses  tata  kelola,           finansial, operasional, regulasi dan lainnya yang 
                                 manajemen risiko, dan pengendalian internal di            dihadapi oleh Klien Pengawasan. Dalam Audit 
                                 tingkat  Kementerian  Keuangan,  Itjen  telah             berbasis risiko, risiko-risiko yang tinggi diaudit, 
                                 melakukan kajian terkait penerapan opini audit            sehingga  kemudian  Klien  Pengawasan  dapat 
                                 internal.    Penerapan      opini    audit    internal    mengetahui proses bisnis yang berisiko dan area 
                                                                                                                                               11 
                                  
                                    mana yang pengendaliannya harus  diperbaiki.                   a.   Sesuatu yang merugikan terjadi (risk of loss) 
                                    Peran  Risk-Based  Audit  dalam  peningkatan                   b.  Suatu ketidakpastian (risk of volatility) 
                                    Internal Control dan Proses Manajemen Risiko                   c.   Sesuatu yang menguntungkan tidak terjadi 
                                    sangat menyeluruh dan strategis.                                    (risk of lost opportunity). 
                                          Menurut  Yayon  (2006)  tahapan-tahapan 
                                                                                                   Risiko merupakan konsep yang digunakan oleh 
                                    dalam  risk  based  audit  yang  dilakukan  oleh 
                                                                                                   auditor  dan  manajemen  untuk  menyatakan 
                                    auditor  adalah:  (a)  mengidentifikasi  tujuan 
                                                                                                   perhatian mereka tentang dampak yang mungkin 
                                    organisasi;  (b)  menilai  risiko  dengan  cara 
                                                                                                   terjadi  atas  lingkungan  yang  penuh  dengan 
                                    mengidentifikasi  risiko  dan  mengukur  risiko; 
                                                                                                   ketidakpastian.  Setiap  peristiwa  yang  terjadi 
                                    dan (c) Menetapkan prioritas dalam usaha untuk 
                                                                                                   dapat  mempunyai dampak yang material atau 
                                    meminimalisasi risiko. 
                                                                                                   konsekuensi yang signifikan bagi organisasi dan 
                                          Patroli laut dilaksanakan di seluruh wilayah 
                                                                                                   tujuan organisasi. Akibat yang bersifat negatif 
                                    perairan Indonesia serta tempat-tempat tertentu 
                                                                                                   disebut  dengan  risiko  (risk)  dan  akibat  yang 
                                    di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen. 
                                                                                                   bersifat  positif  disebut  dengan  kesempatan 
                                    Patroli  laut  dilaksanakan  secara  rutin  atau 
                                                                                                   (opportunities). 
                                    sewaktu-waktu dalam rangka pencegahan atau 
                                                                                                         Identifikasi        risiko      adalah        proses 
                                    dugaan  pelanggaran.  Dalam  rangka  kegiatan 
                                                                                                   menetapkan         kejadian,      penyebab,       maupun 
                                    patroli  laut  tersebut  risiko  yang  dihadapi 
                                                                                                   dampak  risiko  yang  berpengaruh  terhadap 
                                    beragam.  Atas  dasar  tersebut  penulis  tertarik 
                                                                                                   pencapaian sasaran organisasi (Lampiran KMK-
                                    untuk mengangkat kegiatan Patroli Laut menjadi 
                                                                                                   577/KMK.01/2019). 
                                    menjadi tema utama paper ini. Selain itu terdapat 
                                    beberapa hal yang melatarbelakangi pengawasan 
                                                                                                         Tujuan  merupakan  tahapan  yang  sangat 
                                    terkait Patroli Laut, yaitu: 
                                                                                                   kritikal  dalam  proses  manajemen  risiko  yaitu 
                                    a.   kegiatan  patroli  laut  sebagai  langkah 
                                                                                                   merekam semua risiko baik yang sudah maupun 
                                         mendukung  pengawasan  penyelundupan 
                                                                                                   belum dikendalikan melalui pengendalian inten. 
                                         barang ilegal; 
                                                                                                   Proses yang dilakukan dalam tahap identifikasi 
                                    b.  Potensi  terjadinya  pelanggaran  pada  saat 
                                                                                                   risiko adalah: 
                                         pelaksanaan patroli laut; 
                                                                                                   a.   Menginventarisasi  data  kejadian/peristiwa 
                                    c.   Semakin tingginya kegiatan penyelundupan 
                                                                                                        komprehensif            yang        mempengaruhi 
                                         yang  diikuti  dengan  makin  canggihnya 
                                                                                                        organisasi; 
                                         modus dan makin nekatnya penyelundup;  
                                                                                                   b.  Menentukan  sumber-sumber  risiko,  antara 
                                    d.  Upaya menekan usaha penyelundupan dan 
                                                                                                        lain hubungan bisnis dan hukum, lingkungan 
                                         perdagangan  barang  penyelundupan  dan 
                                                                                                        ekonomi, perilaku manusia, kejadian alam, 
                                         perdagangan barang secara ilegal. 
                                                                                                        lingkungan politik, isu teknologi, aktivitas 
                                          Berdasarkan pada permasalahan yang telah 
                                                                                                        manajemen dan aktivitas individu; 
                                    dikemukan  pada  bab  1,  maka  penelitian  ini 
                                                                                                   c.   Menentukan  area  yang  terkena  pengaruh 
                                    bertujuan untuk mendesain model Risk Control 
                                                                                                        risiko,  antara  lain  aset  dan  sumber  daya, 
                                    Matrix  yang  tepat  untuk  melaksanakan  audit 
                                                                                                        pendapatan,  biaya,  pegawai,  masyarakat, 
                                    patroli  laut  agar  mampu  memberikan  nilai 
                                                                                                        kinerja,     waktu       dan     jadual     aktivitas, 
                                    tambah  pada  proses  bisnis  patroli  laut  dan 
                                                                                                        lingkungan; 
                                    penyempurnaan sistem patroli laut. 
                                                                                                   d.  Menentukan penyebab dan skenario risiko. 
                                    Landasan Teori  
                                                                                                         Potensi bahaya yang ditemukan pada tahap 
                                                                                                   identifikasi  bahaya  akan  dilakukan  penilaian 
                                          Menurut Kloman (2000), kata "risk" dalam 
                                                                                                   risiko  guna  menentukan  tingkat  risiko  (risk 
                                    bahasa Inggris berasal dari bahasa Italia kuno  
                                                                                                   rating)  dari  bahaya  tersebut.  Penilaian  risiko 
                                    yaitu "riscare". Risiko mempunyai definisi yang 
                                                                                                   dilakukan  dengan  berpedoman  pada  skala 
                                    begitu      beragam       dengan       begitu      banyak 
                                                                                                   Australian Standard/ New Zealand Standard for 
                                    pengertian dan interpretasi, tergantung dari cara 
                                                                                                   Risk  Management  (AS/NZS  4360:2004,  [4]). 
                                    orang memandangnya. Risiko dapat dipandang 
                                    sebagai: 
                                                                                                                                                            12 
                                     
                               Ada  2  parameter  yang  digunakan  dalam              risk  control.  Pengendalian  risiko  dilakukan 
                               penilaian risiko, yaitu probability dan severity.      untuk mengurangi atau menghilangkan risiko. 
                                    Skala  penilaian  risiko  dan  keterangannya 
                                                                                           Matriks  Risiko  dan  Pengendalian,  berupa 
                               yang  digunakan  dapat  dilihat  tabel  sebagai 
                                                                                      pemetaan risiko dan pengendalian yang ada pada 
                               berikut: 
                                                                                      proses signifikan atas suatu proses bisnis. 
                                                                                           Tujuan      penyusunan        RCM       untuk 
                                                                                      memastikan  bahwa  risiko  pada  setiap  proses 
                                                                                      signifikan  telah  diidentifikasi,  dikelola,  dan 
                                                                                      dimitigasi dengan pengendalian yang memadai. 
                                                                                           Manfaat penyusunan RCM: 
                                                                                      a.  Meningkatkan  pemahaman  akan  proses 
                                                                                          signifikan  yang  ada,  beserta  aplikasi  dan 
                                                                                   
                                                                                          infrastruktur yang mendukung; 
                                                                                      b.  Meningkatkan pemahaman akan risiko dan 
                                                                                          pengendalian yang ada di dalam tiap proses 
                                                                                          signifikan 
                                                                                      c.  Pelaksanaan  audit  yang  lebih  efektif  dan 
                                                                                          efisien 
                                                                                      2.   METODE PENELITIAN 
                                                                                           Tahapan penelitian yang akan dilakukan 
                                                                                      ditunjukkan dengan skema berikut ini: 
                                                                                  
                                                                                                                                      
                                                                                                Gambar 1. Skema Tahap Penelitian 
                                                                                           Berdasarkan  skema  tersebut,  penelitian 
                                                                                  
                                                                                      dilakukan melalui 3 tahapan yaitu: 
                                   Tabel 4. Matriks Analisis Risiko Kementerian Keuangan 
                                                                                      a.  Mengidentifikasi     aktivitas-aktivitas   dan 
                                                                                          risiko-risiko    yang     dihadapi      dengan 
                                                                                          menelaah peraturan-peraturan terkait patroli 
                                                                                          laut; 
                                                                                      b.  Hasil identifikasi di tahap pertama menjadi 
                                                                                          data  untuk  menghasilkan  model  matris 
                                                                                          prioritas aktivitas di tahap kedua; 
                                                                                      c.  Melakukan  wawancara  dan  konfirmasi 
                                                                                          kepada  pihak-pihak  yang  menjalankan 
                                                                                          aktivitas  kegiatan patroli laut dan dampak 
                                                                                
                                                                                          dari setiap risiko; 
                                
                                                                                      d.  Melakukan observasi dan analisis data 
                                    Hasil dari risk assessment akan dijadikan 
                               dasar untuk melakukan risk control. Risk control 
                                                                                           Batasan dalam penelitian ini adalah  tidak 
                               bertujuan  untuk  meminimalkan  tingkat  risiko 
                                                                                      menganalisis  narasi  penyebab  dan  skenario 
                               dari suatu potensi bahaya yang ada. Bahaya yang 
                                                                                      risiko    namun      hanya     menghitung      dan 
                               masuk dalam kategori moderate risk, high risk 
                                                                                      menganalisis skala penyebab dan dampak agar 
                               dan  extreme  risk  akan  ditindaklanjuti  dengan 
                                                                                      dapat  diketahui  urutan  risiko  tertinggi  dan 
                                                                                                                                      13 
                                
The words contained in this file might help you see if this file matches what you are looking for:

...Penggunaan model risk control matrix dalam pelaksanaan audit mujiastono dody mardiansyah gustian wiwaha inspektorat jenderal kementerian keuangan email kemenkeu go id abstrak tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan matriks risiko dan pengendalian pada contoh kegiatan patroli laut dapat digunakan sebagai pedoman perencanaan internal di unit metode yang mengumpulkan data wawancara observasi analisis panduan penilaian menggunakan bpkp as nzs hasil diperoleh tiga tahapan pertama identifikasi kedua ketiga melakukan dampak kemungkinannya setiap peta prioritas kata kunci abstract the objective of this research was to produced at customs sea patrol can be used a guideline plan and method in collecting were interview observation analytic guidence assess results are gained from three phases first activities risks identification second assesment third doing impact analysis its likelihood each activity produce priority map keywords pendahuluan pemerintahan birokrasi bersih clean gover...

no reviews yet
Please Login to review.