Authentication
161x Tipe DOCX Ukuran file 0.04 MB
A. Hemofili B. Definisi · Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling sering dijumpai, bermanifestasi sebagai episode perdarahan internal. ( sylvia A.price) Hemofilia adalah gangguan perdarahan bersifat herediter yang berkaitan dengan defisiensi atau kelainan biologi faktor VII dan faktor IX dalam plasma. (David Ovedoff, 2000). Hemofilia adalah suatu kelainan perdarahan akibat kekurangan salah satu faktor pembekuan darah. (Nurcahyo, 2007). Hemofilia adalah penyakit berupa kelainan pembekuan darah akibat defisiensi (kekurangan) salah salah satu protein yang sangat diperlukan dalam proses pembekuan darah. Protein ini disebut sebagai faktor pembekuan darah. Pada hemofilia berat, gejala dapat terlihat sejak usia sangat dini (kurang dari satu tahun) di saat anak mulai belajar merangkak atau berjalan. Pada hemofilia sedang dan ringan, umumnya gejala terlihat saat dikhitan, gigi tanggal, atau tindakan operasi.(dr. Heru Noviat Herdata, 2008). C. Patofisiologi Keadaan ini adalah penyakit kongenital yang diturunkan oleh gen resesif X-linked dari pihak ibu. Factor VIII dan factor IX adalah protein plasma yang merupakan komponen yang diperlukan untuk pembekuan darah. Faktor - faktor tersebut diperlukan untuk pembekuan fibrin pada tempat pembuluh cedera. Hemofilia berat terjadi bila konsentrasi factor VIII dan IX plasma antara 1% dan 5% dan hemofilia ringan terjadi bila konsentrasi plasma antara 5% dan 25% dari kadar normal. Manifestasi klinisnya bergantung pada umur anak dan hebatnya defisiensi factor VIII dan IX. Hemofilia berat ditandai perdarahan kambuhan, timbul spontan atau setelah trauma yang relatif ringan. Tempat perdarahan paling umum adalah di dalam persendian lutut, siku, pergelangan kaki, bahu dan pangkal paha. Otot yang paling sering terkena adalah heksor lengan bawah, gastroknemius dan iliopsoas. Karena kemajuan dalam bidang pengobatan, hampir semua pasien hemofilia diperkirakan dapat hidup normal. D. Pathway E . Etiologi Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen –gen faktor VIII(FVIII) atau faktor IX(FIX) diklasifikasikan sebagai hemofilia A atau B kedua gen ini terletak pada kromosom X, menyebabkan gangguan resesif terkait –X. Oleh karena itu pada semua anak perempuan dari anak laki-laki pendrita hemofilia adalah akrier penyakit, dan anak laki-laki tidak terkena, anak laki-laki dari perempuan yang karier memiliki kemungkinan 50% untuk menderita penyakit hemofelia ( Sylvia A.price) Sampai saat ini dikenal 2 macam hemofilia yang diturunkan secara sex-linked recessive yaitu: 1. Hemofilia A (hemofilia klasik), akibat akibat defisiensi atau disfungsi factor pembekuan VIII. 2. Hemofilia B (cristmas disease) akibat defisiensi atau tidak adanya aktivitas faktor IX. Legg mengklasifikasikan hemofilia menjadi: Berat Sedang Ringan Aktivitas f VIII/F IX-U/ml <0,01 (<1) 0,01-0,05(1-5) >0,05(>5) (%) Frekuensi hemofilia A (%) 70 15 15 Frekuensi hemofilia B (%) 50 30 20 Usia awitan < 1 tahun 1-2 tahun >2 tahun Gejala neonatus Sering PCB Sering PCB Ta pernah PCB kejadian ICH Jarang ICB Jarang sekali ICB Pendarahan otot/sendi Tampa trauma Trauma Trauma cukup ringan kuat Perdarahan Ssp Trauma cukup Resiko sedang Jarang Pendarahan post operasi kuat Sering Butuh bebat Pada operasi bsr Pendarahan oral ( trauma cabut dan fatal Sering terjadi Dapat terjadi Kadang terjadi Gigi) Ket : PCB : post circumcisional bleeding ICH : intracranial hemorrhage F . Manifestasi Klinis 1. Terdapat perdarahan jaringan lunak, otot, dan sendi, terutama sendi-sendi yang menopang berat badan, disebut hematrosis (perdarahan sendi) 2. Perdarahan berulang kedalam sendi menyebabkan degenerasi kartilago artikulasi disertai gejala-gejala atritis. 3. Perdarahan tibul secara spontan atau akibat dari trauma ringan sampai sedang. 4. Dapat timbul pada saat bayi merangkak 5. Tanda perdarahan: hemartrosis, hematom subkutan / intra muscular, pendarahan mukosa mulut, perdarahan intracranal, epistaksis, hematuria,. 6. Pendarahan berkelanjutan pasca operasi (sirkumsisi, ekstrasi gigi) G . Pemeriksaan Diagnostik a. Uji skrinning untuk koagulasi darah. 1. Jumlah thrombosit (normal 150,000 – 450.000 per mm3 darah ) 2. Masa protrombin (normal memerlukan waktu 11 – 13 detik ) 3. Masa thromboplastin parsial (meningkat, mengukur keadekuatan factor koagulasi intrinsic) 4. Masa perdarahan (normal, mengkaji pembentukan sumbatan thrombosit dalam kapiler) 5. Assys fungsional terhadap factor VIII dan IX (memastikan diagnosis) 6. Masa pembekuan thrombin( normalnya 10-13 detik) b. Biopsi hati digunakan untuk memperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi dan kultur. c. Uji fungsi hati digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit hati. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), Serum Glutamic Oxaloacetic Tansaminase (SGOT), Fosfatase alkali, bilirubin. d. Venogram (menunjukkan sisi actual dari thrombus) e. Ultrasonograph Dopples / Pletismografi (menandakan aliran darah lambat melalui pembuluh darah. H . Komplikasi
no reviews yet
Please Login to review.