jagomart
digital resources
picture1_Pertanian Pdf 37505 | Jurnal Agrotech


 138x       Tipe PDF       Ukuran file 0.36 MB       Source: repository.lppm.unila.ac.id


File: Pertanian Pdf 37505 | Jurnal Agrotech
agritech vol xxii no 2 desember 2019 p issn 1411 1063 e issn 2580 5002 terakreditasi peringkat 4 no 21 e kpt 2018 kajian proses pembelajaran dalam penyuluhan pertanian untuk ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 12 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
             AGRITECH, Vol. XXII No.2 Desember 2019                                  p-ISSN : 1411-1063, e-ISSN: 2580-5002 
                                                                  TERAKREDITASI PERINGKAT 4 No.21/E/KPT/2018 
              
              KAJIAN  PROSES PEMBELAJARAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN 
               UNTUK MENINGKATKAN  KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN  PETANI 
                  JAGUNG  DI KABUPATEN GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH 
                                                                      
                                              Yuniar Aviati  dan Teguh Endaryanto 
                                      Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Lampung 
                               Jl. Brodjonegoro No 1 Gedung Meneng Bandar Lampung, Kode Pos 35145 
                                                    Email: yuniarafiati@yahoo.com 
                                                                      
                                                                      
                                                                      
                                                              ABSTRACT 
                                                                      
                 Corn cultivation requires farmers' human resources (HR) who have entrepreneurial competence, 
             farmers  who  have  mastered  the  technical  knowledge  of  farming  and  farming  management.  A 
             competent  farmer  makes  a  creative  and  innovative  farmer  as  an  entrepreneur  in  agriculture. 
             Agricultural  extension  as  a  non-formal  education  for  farmers  is  a  means  to  improve  the 
             entrepreneurial  skills  of  farmers  in  corn  farming.  This  study  uses  a  qualitative  method  with 
             observation and participation in farmer group activities. In addition, the focus group discussion 
             (FGD) method is also used to determine the efforts made in improving aspects of learning and 
             entrepreneurial competence. The results of the study found that (1) aspects of the learning process 
             in  agricultural  extension  were  extension  material,  interaction  between  extension  workers  and 
             farmers, extension methods and extension evaluation; (2) factors that can increase entrepreneurial 
             competence for corn farmers are farmers' participation in social institutions in the community and 
             government policies on corn commodities. 
                  
                 Keywords: Learning, Extension, Farmer Entrepreneurship Competence, Grobogan. 
                  
              
                                                                       2001;  Asngari,  2001  dan  Sumardjo,  2012).  
                 PENDAHULUAN                                                  
                 Penelitian  ini  dilatarbelakangi  dari  hasil        Mardikanto       (2009)     menyatakan       bahwa 
             penelitian  dari  Malta  (2011)  menunjukkan              kemampuan penyuluh untuk melayani kliennya  
             bahwa  tingkat kinerja petani jagung termasuk             masih  terpusat  pada  aspek  teknis  budidaya 
             kategori rendah; petani umumnya berumur tua               pertanian,      sedang      aspek      manajemen, 
             (tidak  produktif),  pendidikan  formal  rendah,          pendidikan kewirausahaan, dan hak-hak politik 
             interaksi dengan penyuluh rendah,  keterlibatan           petani relatif tidak tersentuh. 
             dalam  kelompok  tani  termasuk  rendah,                     Penelitian ini bertujuan: (1)  Mengkaji aspek 
             motivasi  petani  dalam  kelompok  tani  rendah.          dalam proses pembelajaran  yang  memberikan 
             Penyuluhan        pertanian      sebagai     bentuk       pengaruh  terhadap  kompetesi  kewirausahaan 
             pendidikan      nonformal      bagi    petani    dan      petani jagung; (2) Mengkaji  faktor-faktor yang 
             keluarganya  merupakan  suatu  upaya  untuk               memperngaruhi  kompetensi  kewirausahaan 
             meningkatkan  kompetensi  petani  (Slamet,                petani jagung.   
                                                                           
             Aviati  dan Endaryanto, KAJIAN  PROSES PEMBELAJARAN  
                                                                   
              
                METODE PENELITIAN                                    rata-rata  antara  9-17  tahun  sehingga  mereka 
                Penelitian  ini  dilakukan  pada  bulan    Mei       menganggap sudah faham dengan seluk beluk 
             2018 sampai dengan bulan September   2018 di            pertumbuhan      dan    permasalahan      jagung.  
             wilayah Kabupaten Grobogan pada kabupaten               Informan  mengharapkan  materi  penyuluhan 
             sentra   produksi    jagung  yaitu  Kabupaten           lebih  diarahkan  kepada  membangun  karakter 
             Grobogan.  Jenis  Penelitian  adalah  penelitian        mereka  sebagai  seorang  pengusaha  sehingga 
             kualitatif.  Untuk  menjawab  tujuan  pertama           mampu mengembangkan usaha jagung mereka.   
             digunakan  analisis  desktiptif  dan  digunakan            Interaksi  petani  dengan  penyuluh  dalam 
             Focus     Group  Discussion       (FGD)  untuk          penelitian ini dikaji melalui (a) jumlah interaksi 
             menggali informasi dari anggota kelompok tani           antara  petani  dengan  penyuluh  per  musim 
             sebagai informan pada penelitian ini.                   tanam, (b) tingkat kekompakan diantara petani, 
                                                                     (c) petani terlibat aktif  dan menyampaikan ide 
                HASIL DAN PEMBAHASAN                                 pada  kegiatan penyuluhan, (d) petani merasa 
                Persepsi  Petani  terhadap  Aspek  Proses            senang  mengikuti  kegiatan  penyuluhan.    Hal 
             Pembelajaran dalam  Penyuluhan                          ini sesuai dengan pendapat Widoyoko (2012), 
                       Materi penyuluhan merupakan inti dari         bahwa  interaksi  antara  pemberi  materi  dan 
             suatu proses pembelajaran yang akan diterima            pembelajar  dapat  dikaji  melalui  beberapa 
             oleh  sasaran,  materi  penyuluhan  yang  telah 
             diterima  oleh  informan  meliputi  teknologi           indikator antara lain (1) kekompakan diantara 
             dalam  budidaya  jagung  seperti:  pengolahan           para  pembelajar,  (2)  keterlibatan  pembelajar 
             lahan, pemberantasan hama penyakit, penangan            dalam kegiatan pembelajaran dan  (3) tingkat 
             pascapanen.      Menurut      informan      materi      kepuasan pembelajar dalam mengikuti kegiatan 
             penyuluhan  yang  diperlukan  oleh  mereka              pembelajaran.    Selain  itu  Sudjana  (2012) 
             meliputi    bagaimana      mengetahui     kualitas      menyatakan  bahwa  interaksi  antara  pemberi 
             jagung  yang  memenuhi  standar  pabrik  pakan          materi  dan  warga  belajar  berkenaan  dengan 
             ternak,  membangun  jaringan  pasar  langsung           komunikasi  atau  hubungan  timbal  balik  dua 
             dengan     pabrikan    dengan     tanpa    melalui      arah antara pemberi materi dan warga belajar 
             perantara/cakil      sehingga      petani     bisa      dalam melakukan kegiatan pembelajaran.  Oleh 
             mendapatkan harga yang sesuai kualitas jagung           karena  itu  selama  proses  pembelajaran  dalam 
             dengan  tanpa  dimainkan  di  tingkat  perantara.       penyuluhan  interaksi  antara  petani  dengan 
             Informan      berpendapat       bahwa       materi      penyuluh harus tetap terjalin, terjaga, harmonis 
             penyuluhan  tidak  hanya  berkaitan  dengan             dan      berkesinambungan         agar     tujuan 
             teknis  budidaya  jagung  karena  mereka  sudah         pembelajaran dalam penyuluhan dapat tercapai. 
             mengetahui dan mengerjakan budidaya jagung                 Metode  penyuluhan  merupakan  cara-cara 
                                                                     penyampaian      materi     penyuluhan      secara 
                                                                                                                   102 
              
            Aviati  dan Endaryanto, KAJIAN  PROSES PEMBELAJARAN  
                                                               
             
            sistematis  sehingga  materi  penyuluhan  dapat     masukan  dari  petani  sebagai  pihak  yang 
            dimengerti    dan   diterima   petani   sasaran     menjadi  mitra  penyuluh.    Dengan  kata  lain 
            (Ibrahim  dkk.,  2003).  Metode  penyuluhan         keberhasilan penyuluhan, juga bisa disebabkan 
            dalam  penelitian  ini  diukur  dari  penilaian     oleh  metode  penyuluhan  yang  dipergunakan, 
            informan  terhadap  (a)  kesesuaian  metode         karena  sebaik  apapun  dan  selengkap  apapun 
            dengan materi yang disampaikan,  (b) metode         materi  penyuluhan  yang  disampaikan  tidak 
            penyuluhan  yang  digunakan  sesuai  dengan         akan mampu mengubah perilaku sasaran yang 
            kemampuan  petani,  (c)  kemampuan  metode          diinginkan  jika  metode  penyuluhan  yang 
            penyuluhan  yang  digunakan  mengaktifkan           digunakan kurang tepat.  Hal ini sejalan dengan 
            petani dalam membangun pengetahuan sendiri,         pendapat  dari  Kang  dan  Song  (Mardikanto, 
            (d)    metode     penyuluhan     menumbuhkan        2009)      yang  menyimpulkan  tentang  tidak 
            motivasi kerja petani untuk berusahatani lebih      adanya  satupun  metode  yang  selalu  efektif 
            baik lagi.                                          untuk  diterapkan  setiap  kegiatan  penyuluhan.  
               Informan    berpendapat     bahwa    metode      Kegiatan    penyuluhan     harus   dilaksanakan 
            penyuluhan  yang  digunakan  belum  sesuai          dengan  penerapan  beragam  metode  sekaligus 
            dengan  materi,    kemampuan  penyuluh  juga        yang saling menunjang dan melengkapi. 
            belum dapat membuat petani termotivasi untuk           Aktivitas  evaluasi  dalam  penelitian  ini 
            membangun atau pencari pengetahuan sendiri          dilihat  dari  parameter  dilakukan  kegiatan 
            dan     penyuluh     belum     mampu      untuk     evaluasi setelah  penyuluhan dilaksanakan dan 
            menggunakan      metode     penyuluhan     yang     adanya perbaikan program penyuluhan setelah 
            bervariasi  pada  setiap  kesempatan.    Metode     dilakukan  evaluasi.    Informan  berpendapat 
            penyuluhan  yang  digunakan  terbatas  pada         bahwa  jarang  dilakukan  kegiatan  evaluasi 
            penyampaian  materi  dan  tanya  jawab  dan         setiap  setelah  penyuluhan.    Bila  telah  selesai 
            penyuluh  masih  menjadi  pusat  pembelajaran.      penyuluhan  biasanya  langsung  kembali  ke 
            Metode  penyuluhan  yang  ada  saat  ini  belum     rumah  atau  tugas  masing-masing,  sedangkan 
            menggunakan  metode  partisipatif        seperti    untuk pertemuan/penyuluhan selanjutnya tidak 
            simulasi    atau   permainan     peran    untuk     lagi  membahas  atau  menindaklanjuti  materi 
            membangkitkan motivasi kerja petani sehingga        penyuluhan sebelumnya tetapi berganti dengan 
            petani menjadi bagian dari penyuluhan tersebut      materi atau bahan yang lain. 
            dan meningkatkan partisipasi petani.                   Suatu evaluasi  kegiatan sangat diperlukan 
               Oleh     karena    itu    untuk    mencapai      karena  merupakan  suatu  proses  menyediakan 
            keberhasilan  suatu  penyuluhan  diperlukan         informasi    yang  dapat  dijadikan  sebagai 
            suatu  metode  yang  tepat  dan  disesuaikan        pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa 
            dengan  kondisi  dan  situasi  serta  mendengar     (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, 
                                                                                                            103 
             
              Aviati  dan Endaryanto, KAJIAN  PROSES PEMBELAJARAN  
                                                                           
               
              desain,     implementasi  dan  dampak  untuk                  berpartisipasi  dalam  setiap  kegiatan  yang 
              membuat  keputusan,  membantu  pertanggung-                   dilakukan       kelompok        dapat     memperoleh 
              jawaban       dan     meningkatkan        pemahaman           berbagai      informasi       baru     dan     bertukar 
              terhadap fenomena, dengan kata lain evaluasi                  pengalaman  sesama  petani  maupun  dengan 
              adalah  penyediaan  informasi  yang  dapat                    pengurus  kelompok  tani.    Malta  (2008) 
              dijadikan  sebagai  bahan  pertimbangan  dalam                menyatakan  bahwa  partisipasi  petani  dalam 
              mengambil keputusan (Widoyoko, 2012).   Hal                   kelompok  tani  sebagai  pusat  kegiatan  petani 
              ini juga sesuai dengan pendapat  Arikunto dan                 akan  memudahkan petani untuk mendapatkan 
              Syafiuddin (2008), bahwa wujud dari evaluasi                  informasi. 
              adalah  adanya  rekomendasi  dari  evaluator                      Informan       beranggapan        bahwa       tugas 
              untuk  pengambil  keputusan.    Hasil  FGD                    pemerintah  untuk  menyediakan  sarana  dan 
              dengan anggota kelompok tani secara terperinci                prasarana  usahatani  jagung  belum  berjalan 
              dapat dilihat pada Tabel 1                                    dengan  baik.  Hal  ini  dibuktikan  dengan 
                                                                            sukarnya petani mendapatkan pupuk pada saat 
                  Faktor  Yang  Berpengaruh  Terhadap                       dan  jumlah  yang  tepat  untuk  diberikan  pada 
              Peningkatan  Kompetensi  Kewirausahaan                        tanaman jagung.  Tidak adanya kepastian harga 
              Petani  Jagung  Adalah:  Partisipasi  Petani                  jual  jagung  dan  tidak  terlibatnya  pemerintah 
              Pada  Kelembagaan  Sosial  Di  Masyarakat,                    dalam      membantu        informan       memasarkan 
              Kebijakan             Pemerintah            Terhadap          jagungnya  membuat  membuat  persepsi  yang 
              Komoditas Jagung.                                             negatif/pesimis  dari  petani  untuk  keterlibatan 
                  Petani  yang  aktif  berpartisipasi  di  dalam 
                                                                            pemerintah dalam usahatani jagung mereka.  
              kelembagaan  masyarakat  maka  akan  semakin                      Penentuan harga jual jagung dan membantu 
              baik  kompetensi  kewirausahaannya.  Hal  ini                 pemasaran  hasil  jagung  belum  dilakukan 
              sesuai  dengan  pendapat  Lastinawati  (2011)                 pemerintah, serta  tidak ikut secara aktif dalam 
              yang  menyatakan  bahwa  tingkat  partisipasi                 aktivitas  jual  beli  jagung.      Selain  itu    tidak 
              petani  mempengaruhi  kegiatan  pembelajaran,                 terjaminnya  kelancaran  subsidi  harga  dan 
              pendampingan         yang      diikuti    petani    dan       subsidi input produksi maka telah memberikan 
              kompetensi kewirausahaannya.                                  nilai  yang  negatif  dari  informan  terhadap 
                   Di kelompok tani informan merasa nyaman                  kebijakan pemerintah.  Secara terperinci aspek 
              karena  dapat  bertemu  dan  berdiskusi  dengan               kompetensi  dapat  dilihat  pada  Tabel  2 
              sesama  petani  yang  mereka  kenal  untuk 
              membicarakan           budidaya        jagung       dan 
              permasalahan  yang  mereka alami.   Selain  itu 
              informan  merasa  dengan  mengikuti  dan 
                                                                                                                                 104 
               
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Agritech vol xxii no desember p issn e terakreditasi peringkat kpt kajian proses pembelajaran dalam penyuluhan pertanian untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan petani jagung di kabupaten grobogan provinsi jawa tengah yuniar aviati dan teguh endaryanto jurusan agribisnis fakultas universitas lampung jl brodjonegoro gedung meneng bandar kode pos email yuniarafiati yahoo com abstract corn cultivation requires farmers human resources hr who have entrepreneurial competence mastered the technical knowledge of farming and management a competent farmer makes creative innovative as an entrepreneur in agriculture agricultural extension non formal education for is means to improve skills this study uses qualitative method with observation participation group activities addition focus discussion fgd also used determine efforts made improving aspects learning results found that process were material interaction between workers methods evaluation factors can increase are social institutions com...

no reviews yet
Please Login to review.