Authentication
210x Tipe PDF Ukuran file 0.09 MB Source: media.neliti.com
STUDI KESESUAIAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN KARAKTER MORFOLOGI TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PRODUKTIF STUDY OF ENVIRONMENTAL SUITABILITY AND MORPHOLOGICAL CHARACTERS OF PRODUCTIVE OIL PALM (Elaeis guineensis Jaqc.) Yan Suhatman*), Agus Suryanto dan Lilik Setyobudi Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia *) E-mail : Suha7man@gmail.com ABSTRAK ABSTRACT Permasalahan pada tanaman kelapa sawit Problems on plant oil palm (Elaeis (Elaeis guineensis Jaqc.) yang berada di guineensis Jaqc.) in Brawijaya University is lingkungan Universitas Brawijaya ialah tidak not fruitful. The research aimed at berbuah. Penelitian ini bertujuan untuk identifying the morphological characteristics mengidentifikasi ciri-ciri morfologi kelapa of the bear fruit oil palms and the abiotic sawit yang berbuah dan faktor lingkungan environmental factors that influence the oil abiotik yang mempengaruhi tanaman kelapa palms plants. The research was conducted sawit. Penelitian dilaksanakan di lingkungan in Brawijaya University at Jl. Veteran Universitas Brawijaya di Jl. Veteran Malang, Malang, East Java in July - September Jawa Timur pada bulan Juli ± September 2014. The materials used are 36 oil palm 2014. Bahan yang digunakan adalah 36 trees fruitful and unfruitful. Research using tanaman kelapa sawit yang berbuah dan survey method through observation or tidak berbuah. Penelitian menggunakan experiment. The results showed that the oil metode survei atau eksperimen melalui palm were located in front of the Faculty of observasi. Hasil penelitian menunjukkan Medicine and along the way MT. Haryono bahwa, tanaman kelapa sawit yang berada Malang is bear fruit, while the oil palms were di depan Fakultas Kedokteran dan di located at the street of Veteran Malang, sepanjang jalan MT. Haryono merupakan parking area of faculty of Mathematic and kelapa sawit berbuah. Sedangkan tanaman Natural Science, along the street of the kelapa sawit yang berada di jalan Veteran courtside of the faculty of Social and Malang, area parkir Fakultas MIPA, area Political Science and along the street of parkir Fakultas FISIP dan di jalan D.I Jendral D.I Panjaitan Malang is not bear Panjaitan Malang merupakan kelapa sawit fruit The bear fruit oil palms were marked tidak berbuah. Kelapa sawit berbuah with morphological characters of plants that ditandai dengan ciri-ciri morfologi tanaman have, trunk diameter of 50 & 100 cm above diameter batang 50 & 100 cm dari atas the ground of 60-74 cm & 58-68 cm the tanah sebesar 62-74 cm & 56-68 cm, jumlah frond amount 40-56 frond/plant, have male pelepah 40-56 pelepah/tanaman, memiliki and female flowers and minimum 0 bunga jantan & bunga betina suhu minimum temperature20,10 C, maximum temperature 0 0 0 20,10 C dan suhu maksimum 28,90 C. 28,90 C. While the non bear fruit oil palms sedangkan kelapa sawit tidak berbuah were marked with morphological characters ditandai dengan ciri-ciri morfologi tanaman of plants that have, trunk diameter of 50 diameter batang 50 & 100 cm dari atas &100 cm above the ground of 56-65 cm & tanah sebesar 56-65 cm & 46-56 cm jumlah 46-56 cm the frond amount 5-9 frond/plant, pelepah 5-9, tidak memiliki bunga jantan & not have male and female flowers and 0 0 bunga betina dan suhu minimum 19,70 C, minimum temperature19,70 C, maximum 0 0 suhu maksimum 30,60 C. temperature 30,60 C. Kata kunci: Kelapa Sawit, Komponen Hasil, Keywords: Palm Oil, Yield Components, Lingkungan Abiotik,Morfologi Kelapa Sawit. Abiotic Environment, Morphology Palm. 193 Suhatman, dkk, Studi Kesesuain Faktor...... PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Kelapa sawit (Elaeis guineensis Penelitian dilaksanakan pada bulan Jaqc.) berasal dari Afrika dan Amerika Juli ± September 2014. Lokasi penelitian di Selatan tepatnya Brasilia (Pahan, 2011). lingkungan Universitas Brawijaya di Jl. Berdasarkan hasil observasi awal Veteran Malang, Jawa Timur. yang telah dilakukan terdapat 4 penyebab Bahan yang digunakan adalah 36 kelapa sawit tidak berbuah, pertama tanaman kelapa sawit yang berbuah dan tanaman tidak berbunga sama sekali, kedua tidak berbuah yang tersebar di lingkungan kondisi tanaman buruk seperti daun Universitas Brawijaya. Alat yang digunakan berwarna kuning, pelepah sedikit bahkan adalah alat tulis, meteran, kamera dan nyaris tidak ada bahkan kondisi tanaman termometer maksimum minimum. hampir mati, ketiga tanaman tersebut hanya Metode yang digunakan dalam memiliki bunga jantan saja, dan keempat penelitian ini adalah metode survei atau tanaman kelapa sawit tersebut masih pada eksperimen melalui observasi. Metode fase TBM (tanaman belum menghasilkan). survei bertujuan untuk mengkaji tentang Berdasarkan hasil observasi awal morfologi dan faktor abiotik tanaman kelapa yang telah dilakukan. Universitas Brawijaya sawit yang berbuah dan tidak berbuah dari memiliki 960 tanaman kelapa sawit 853 berbagai contoh tanaman yang berada di tanaman diantaranya adalah TM (tanaman lingkungan Universitas Brawijaya Malang. menghasilkan) dan 107 sisanya adalah Berikut ialah pembagian zona penelitian: TBM (tanaman belum menghasilkan). Dari Zona 1: Tanaman kelapa sawit di sepanjang 853 tanaman menghasilkan hanya 333 jalan Veteran Malang. tanaman yang berbuah dan 520 tanaman Zona 2: Tanaman kelapa sawit di depan tidak berbuah. Seharusnya dengan jumlah Fakultas Kedokteran sebesar itu Universitas Brawijaya bisa Zona 3: Tanaman kelapa sawit di area memperoleh pendapatan lebih jika parkir kendaraan Fakultas MIPA pengelolaan tanaman kelapa sawit Zona 4: Tanaman kelapa sawit di sepanjang dilakukan dengan baik. Seperti contoh pada jalan pinggir lapangan Fakultas FISIP perkebunan kelapa sawit masyarakat yang Zona 5: Tanaman kelapa sawit di dikelola dengan baik akan menghasilkan sepanjang jalan MT. Haryono Malang -1 750-1.000 kg ha setiap 2 minggu atau Zona 6: Tanaman kelapa sawit di sekali panen. Jika asumsi harga TBS sepanjang jalan Jenderal D.I Panjaitan (tandan buah segar) per kg Rp. 1.650 dan Malang. TBS yang dihasilkan seberat 850 kg maka Pengamatan meliputi morfologi dan -1 akan menghasilkan Rp. 1.402.500 ha lingkungan abiotik kelapa sawit berbuah dan setiap satu kali panen (1 ha = 143 pohon). membandingkan dengan kelapa sawit yang Andaikan semua tanaman kelapa sawit tidak berbuah di Universitas Brawijaya berbuah maka Universitas Brawijaya Malang. Pengamatan dilakukan terhadap mempunyai 6,7 ha jika 1 ha menghasilkan masing-masing contoh tanaman yang telah 750 kg/2 minggu maka 6,7 ha dapat ditentukan. Variable pengamatannya -1 menghasilkan 5.695 kg ha setiap 2 minggu meliputi: atau sekali panen. Jika asumsi harga TBS/kg Rp. 1.650 maka akan menghasilkan Akar -1 Rp. 9.396.750 ha setiap satu kali panen (1 Pengamatan pada akar dilakukan ha = 143 pohon). Oleh karena itu dilakukan dengan cara kualitatif yaitu pengamatan penelitian agar selanjutnya pada saat secara visual jumlah persentase akar yang Universitas Brawijaya akan menanam rusak dengan rumus sebagai berikut: kelapa sawit harus benar-benar memilih L rusak tanaman yang berbuah. Perakaran rusak = 100% L total Keterangan : L rusak = luas penampang akar yang rusak 194 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 4, Nomor 3, April 2016, hlm. 192 - 198 L total = luas total keseluruhan penampang digunakan ialah termometer maksimum akar. minimum. Alat diletakkan pada sela-sela pelepah kelapa sawit. Batang Analisis yang digunakan dalam Pengamatan pada batang meliputi penelitian ini adalah analisis deskriptif dan filotaksis (jumlah putaran pelepah) dalam 1 analisis korelasi sederhana. Analisis putaran ada 8 pelepah, tidak menutup deskriptif digunakan untuk menganalisa kemungkinan dalam 1 putaran terdapat data dengan cara mendeskripsikan atau filotaksis 5, 13 dan 21. Perhitungan menggambarkan data yang telah terkumpul filotaksis dilakukan secara manual yaitu sebagaimana adanya. Sedangkan analisis dengan cara menghitung secara langsung korelasi sederhana digunakan untuk jumlah putaran pelepah pada tanaman mengetahui hubungan lingkungan abiotik kelapa sawit. Pengamatan selajutnya ialah yaitu suhu dengan kelapa sawit berbuah. pengukuran diameter batang 50 dan 100 cm dari permukaan tanah. Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan dengan cara menghitung langsung. Selama pelaksaan penelitian di lingkungan Universitas Brawijaya pada Daun bulan Juli-September 2014 dapat diketahui Pengamatan pada daun meliputi bahwa kelapa sawit di depan Fakultas jumlah daun atau pelepah, dihitung mulai Kedokteran dan di sepanjang jalan MT. dari daun yang telah membuka sempurna. Haryono merupakan kelapa sawit berbuah. Jumlah pelepah yang harus dipertahankan Sedangkan tanaman kelapa sawit yang pada tanaman kelapa sawit umur 5-8 tahun berada di jalan Veteran Malang, area parkir adalah 40-56 pelepah. Perhitungan dengan Fakultas MIPA, lapangan parkir Fakultas cara manual yaitu mengamati dan FISIP dan di jalan D.I Panjaitan Malang menghitung secara langsung jumlah merupakan kelapa sawit tidak berbuah. pelepah pada contoh tanaman kelapa sawit. Berikut keadaan tanaman kelapa sawit di lingkungan Universitas Brawijaya (Tabel 1). Bunga Banyak faktor yang menyebabkan Pengamatan pada bunga meliputi tanaman kelapa sawit tidak berbuah seperti perhitungan jumlah bunga, pengamatan perlakuan budidaya yang tidak sesuai dan dilakukan dengan cara menghitung secara lingkungan yang buruk, hal tersebut langsung bunga jantan dan bunga betina ditemukan pada contoh tanaman yang yang terletak dalam 1 pohon. Bunga jantan terletak di area parkir Fakultas MIPA, pada berbentuk lonjong memanjang, sedangkan area tersebut kelapa sawit ditanam di dalam bunga betina agak bulat kurungan beton memanjang seperti dalam pot, sehingga tanaman yang berjumlah 30 Buah pohon tidak bisa tumbuh dengan baik. Pengamatan pada buah meliputi Berdasarkan hasil penelitian pengukuran perhitungan jumlah buah kelapa sawit, lingkungan abiotik yakni suhu maksimum pengamatan dilakukan dengan cara dan suhu minimum selama 65 hari terhitung menghitung secara langsung buah yang mulai dari tanggal 17 Juli sampai dengan 17 terletak dalam 1 pohon. September 2014 menunjukkan bahwa masing ± masing petak contoh tanaman Lingkungan Abiotik memiliki suhu maksimum dan suhu Pengamatan lingkungan abiotik minimum yang berbeda-beda, tetapi meliputi pengukuran suhu maksimum perbedaannya tidak terlalu jauh. Hasil minimimum. Pengamatan dilakukan setiap pengamatan lingkungan abiotik kelapa sawit hari pada pukul 10.00 WIB. Setiap (Tabel 2). pengamatan suhu maksimum dan minimum yang tertera pada alat dicatat dan direset kembali pada keadaan normal. Alat yang 195 Suhatman, dkk, Studi Kesesuain Faktor...... Tabel 1 Keadaan Tanaman Kelapa Sawit di Lingkungan Universitas Brawijaya No Lokasi (n) Keadaan tanaman kelapa sawit Total Produktif Tidak produktif 1 Jalan Veteran Malang 10 0 10 10 2 Depan Fakultas Kedokteran 10 10 0 10 3 Area parkir Fakultas MIPA 2 0 2 2 4 Lapangan area parkir Fakultas FISIP 2 0 2 2 5 Jalan MT. Haryono Malang 10 5 5 10 6 Jalan DI. Panjaitan Malang 2 0 2 2 Keterangan: Produktif adalah tanaman kelapa sawit yang berbuah; Tidak produktif adalah tanaman kelapa sawit yang tidak berbuah. Tabel 2 Hasi Pengamatan Lingkungan Abiotik Parameter pengamatan (n) Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Plot 5 Plot 6 Rata-rata suhu maksimum/plot (0C) 36 29.50 28.90 30.60 32.80 29.90 32.30 Rata-rata suhu minimum/plot (0C) 36 20.80 19.80 19.70 24.70 20.10 19.90 Muncul Tandan Tidak Ada Tidak Tidak Ada Tidak Lingkungan abiotik merupakan faktor 100 cm dari permukaan tanah, perhitungan penting bagi fruit set tandan kelapa sawit. filotaksis kelapa sawit (filotaksis ialah jumlah curah hujan rendah perkembangan bunga putaran pelepah pada batang kelapa sawit). mengalami gangguan, sehingga banyak Selanjutnya perhitungan jumlah daun, tandan bunga gagal menghasilkan tandan perhitungan jumlah bunga jantan & bunga buah. betina dan terakhir adalah perhitungan Hasil serupa didapatkan oleh Ogaya jumlah buah. Berikut tabel hasil dan Penuelas (2007), bahwa tanaman salak pengamatan morfologikelapa sawit (Tabel yang diberikan perlakuan pengurangan 3). kelembaban tanah 15% dari kapasitas Hasil pengamatan lingkungan abiotik lapang menyebabkan persentase fruit-set yaitu suhu maksimum minimum yang telah turun 30% (Semarajaya, 2010). Selain dilakukan selama 2 bulan menunjukkan lingkungan abiotik, lingkungan biotik juga hubungan negatif terhadap buah/tandan sangat penting untuk pertumbuhan fruit set. kelapa sawit. Analisis korelasi digunakan Haniff (2002), mengatakan kumbang untuk menilai keeratan hubungan antara merupakan penyerbuk lebih efisien. Mereka suhu maksimum dan minimum dengan melakukan penyerbukan melalui mencari tandan kelapa sawit makan di perbungaan sedangkan ditangan Berdasarkan hasil korelasi penyerbukan serbuk sari itu hanya berlaku menunjukkan hasil bahwa beberapa sekali untuk perbungaan. parameter pertumbuhan mempengaruhi Pengamatan pada morfologi kelapa kualitas dan kuantitas hasil tanaman. sawit dilakukan dengan cara mengamati Korelasi positif terdapat pada jumlah tandan secara langsung parameter pengamatan dengan jumlah pelepah. Hal ini berarti yang telah ditetapkan, seperti pengamatan semakin banyak jumlah pelepah maka akan pada akar yakni mengamati secara visual diikuti oleh munculnya tandan. Jumlah jumlah persentase akar yang rusak dengan tandan sendiri dipengaruhi oleh jumlah rumus yang telah ditetapkan. Selanjutnya bunga betina dan bunga jantan dan ialah pengamatan pada batang, meliputi: beberapa pertumbuhan vegetatif. pengukuran diameter batang kelapa 50 dan
no reviews yet
Please Login to review.