Authentication
186x Tipe PDF Ukuran file 0.10 MB Source: media.neliti.com
CITRA DELIMA : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung p-ISSN: 2087-2240; e-ISSN: 2655-0792 Determinan Penggunaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan Anak Pada Kader Posyandu 1 * 2 3 Endriyani Martina Yunus , Eka Safitri Yanti, Retno Imami Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang *Email : endriyani_my@yahoo.com Kata kunci : Abstrak Kuisioner, Periode perkembangan bayi dan anak merupakan masa pertumbuhan dan Perkembangan perkembangan yang cepat dan ini menentukan perkembangan selanjutnya. Roesli (2009) Anak dalampenelitiannya didapatkan bahwa balita mengalami gangguan motorik kasar sebanyak 31,2%, motorik halus 14,3%, sedangkan yang mengalami gangguan bahasa 19,1% dan yang mengalami gangguan personal sosial 11,5%. Pada periode perkembangan ini sangat diperlukan pemantauan untuk mendeteksi dini penyimpangan Keywords : perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Determinan Penggunaan Questionnaires, Kuisioner Pra Skrining Perkembangan Anak pada Kader Posyandu di Wilayah Kerja Development Puskesmas Benteng Bangka Tengah tahun 2021. Jenis penelitian ini cross Child sectional,jenis pengambilan data total sampling. Penggunaan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan Anak pada Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Bangka Tengah sebanyak 21 (35%) kader. Determinan yang berhubungan dengan Info Artikel : Penggunaan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan Anak pada Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Bangka Tengah adalah keikutsertaan kader dalam Tanggal dikirim : pelatihan KPSP, ketersediaan sarana dan prasaran dan dukungan tenaga kesehatan. 7 November 2021 Puskesmas Benteng agar dapat memfasilitasi pelatihan KPSP bagi kader yang belum terlatih agar kemampuan kader dapat meningkat sehingga penggunaan KPSP dapat lebih merata. Tanggal direvisi : Determinants of the Use of Pre-screening Questionnaires for Child 23 Desember 2021 Development in Posyandu Cadres Abstract The period of development of infants and children is a period of rapid growth and Tanggal diterima : development and this determines their further development. Roesli (2009) in his 30 Desember 2021 research found that toddlers experience gross motor disorders as much as 31.2%, fine motor skills 14.3%, while those who experience language disorders are 19.1% and those who experience social personal disorders are 11.5%. Monitoring is very necessary to detect early deviations in child development. This study aims to determine the determinants of the use of pre-screening child development questionnaires for posyandu DOI Artikel : 10.33862/citradelima. cadres in the working area of the Benteng Bangka Tengah Health Center in 2021. This v5i2.249 type of research is cross sectional, the type of data collection is total sampling. The use of the Pre-screening Questionnaire for Child Development in Posyandu Cadres in the Work Area of the Benteng Bangka Tengah Health Center was 21 (35%) cadres. Determinants related to the use of the Pre-screening Questionnaire for Child Development in Posyandu Cadres in the Work Area of the Benteng Bangka Tengah Halaman: 95 -99 Health Center were the participation of cadres in KPSP training, the availability of facilities and infrastructure and the support of health workers. Benteng Health Center in order to facilitate KPSP training for cadres who have not been trained sothat the ability of cadres can increase so that the use of KPSP can be more evenly distributed. http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI Vol.5 No.2 Januari 2022 (95) CITRA DELIMA : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung p-ISSN: 2087-2240; e-ISSN: 2655-0792 PENDAHULUAN diberikan secara lengkap. sehingga diperlukan upaya Periode perkembangan bayi dan anak merupakan pencegahan penyimpangan tumbuh kembang dengan masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan melakukan deteksi dini di Posyandu (Kementrian ini menentukan perkembangan selanjutnya. Roesli (2013) Kesehatan RI, 2012). dalam penelitiannya di dapatkan bahwa balita mengalami Berdasarkan pedoman pelaksanaan Stimulasi, gangguan motorik kasar sebanyak 31,2%, motorik Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak halus 14,3%, sedangkan yang me- ngalami gangguan (SDIDTK) bagi balita yang memiliki status bahasa 19,1% dan yang mengalami gangguan personal perkembangan meragukan upaya yang harus dilakukan sosial11,5%. Pada periode perkembangan ini sangat yaitu memberikan petunjuk pada ibu untuk melakukan diperlukan pemantauan untuk mendeteksi dini stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi dan penyimpangan perkembangan anak sejak dini, sehingga melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya adanya kemungkinan penyakit yang menyebabkan penyembuhan serta upaya pemulihan dapat diberikan penyimpangan perkembangan. Meminta ibu untuk dengan indikasi yang jelas (Roesli, 2013). melakukan penilaianu lang KPSP 2 minggu kemudian Tumbuh kembang anak di Indonesia masih perlu dengan menggunakan daftar KPSP sesuai dengan umur mendapatkan perhatian serius, Angka keterlambatan anak. Bagi balita dengan status penyimpangan maka pertumbuhan dan perkembangan masih cukup tinggi lakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan yaitu sekitar 5−10 % mengalami keterlambatan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan perkembangan umum. Dua dari 1.000 bayi mengalami (Kementrian Kesehatan RI, 2016). gangguan perkembangan motorik dan 3 sampai 6 dari Bidan melakukan skrining tumbuh kembang balita 1.000 bayi juga mengalami gangguan pendengaran saat kegiatan posyandu. Namun mengingat jumlah serta satu dari 100 anak mempunyai kecerdasan kurang sasaran yang begitu banyak, maka dalam melaksanakan dan keterlambatan bicara (Tjandrajani et al., 2012). tugasnya bidan membutuhkan peran serta kader. Untuk Penilaian perkembangan pada anak sangat penting dapat mengikut sertakan peran kader diperlukan dilakukan agar apabila ditemukan kecurigaan peningkatan kemampuan kader dalam pemantauan penyimpangan dapat segera dilakukan stimulasi dan tumbuh kembang anak yang disebut dengan modul intervensi dini sebelum kelainan terjadi (Kadi et al., skrining tumbuh kembang kader. 2008). Upaya pencegahan sedini mungkin perlu dilakukan METODE untuk mengurangi masalah perkembangan dengan Jenis penelitian ini adalah sebuah penelitian survey melakukan deteksi dini. Deteksi dini dapat dilakukan yang bersifat analitik yang berjudul “Determinan setiap tiga bulan pada anak usia 0 - 12 bulan dan setiap Penggunaan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan enam bulan pada anak usia 12 - 72 bulan dan dapat Anak pada Kader Posyandu di Wilayah Kerja dilakukan di semua tingkat pelayanan kesehatan Puskesmas Benteng Bangka Tengah tahun 2021”. (Dhamayanti, 2006). Menurut Peraturan Menteri Desain penelitian ini adalah cross sectional, Kesehatan tahun 2014 tentang pemantauan tumbuh pengumpulan data menggunakan kuisioner. Kriteria kembang dan gangguan tumbuh kembang anak, upaya inklusi pada penelitian ini adalah kader posyandu di deteksi dini salah satunya dapat dilakukan mulai dari wilayah kerja Puskesmas Benteng dan bersedia menjadi tingkat kesehatan dasar yaitu posyandu. Posyandu responden. merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah bertujuan memberikan kemudahan kepada masyarakat kader yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 60 kader guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi posyandu. Tekhnik pengumpulan data pada penelitian dan anak balita (Peraturan Menteri Kesehatan Republik ini secara total sampling. Penelitian ini telah diuji Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan kelayakan etiknya oleh Komisi Etik Poltekkes Pertumbuhan, Perkembangan, Dan Gangguan Tumbuh Kemenkes Pangkalpinang dan telah disetujui kalaikan Kembang Anak, 2014). etiknya dengan No 13/EC/KEPK-PKP/V/2021, pada Kegiatan Posyandu meliputi penimbangan balita dan tanggal 24 Mei 2021. Instrumen penelitian ini pemberian nutris isehingga lebih terfoku pada menggunakan kuisioner yang belum baku sehingga pertumbuhan fisik sedangkan deteksi dini untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 6 posyandu mengetahui masalah perkembangan anak belum yaitu posyandu jambu, posyandu alpukat, posyandu apel http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI Vol.5 No.2 Januari 2022 (96) CITRA DELIMA : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung p-ISSN: 2087-2240; e-ISSN: 2655-0792 posyandu mente dan posyandu durian. Uji validitas pada Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa secara penelitian ini nilai r table dari 30 responden dengan keseluruhan rerata umur responden adalah rerata 37,78 signifikansi 5%, didapatkan r tabel= 0,294, hasil uji ± 10,15. Rerata umur kader yang menjadi responden validitas dengan signifikansi <0,05 (valid) adalah lebih tinggi pada kelompok yang tidak menggunakan pertanyaan mengenai keikutsertaan kader dalam KPSP yaitu sebesar 37,41 ± 9,83 tahun. Kader lebih pelatihan KPSP, ketersediaan sarana pra sarana, banyak yang sudah dilatih KPSP (58,3%), sebagian dukungan dan penggunaan formulir KPSP, serta uji besar kader telah menjadi kader lebih dari dua ahun reliabilitas dari penelitian ini didapatkan bahwa nilai (76,6%), masih banyak Posyandu yang belum memiliki cronbach Alpha sebesar 0,957 yang menunjukkan sarana dan prasarana untuk melakukan pemeriksaan bahwa kuisioner yang digunakan cukup reliable. KPSP (56,7%) serta masih banyak tenaga kesehatan yang belum mendukung terlaksananya KPSP di HASIL DAN PEMBAHASAN Posyandu (53,3%). Hasil Sasaran pada penelitian ini adalah 70 kader Pembahasan posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pada penelitian ini, umur memberikan pengaruh Benteng. Dari 70 kader tersebut, 10 orang kader tidak terhadap perilaku terkait kesehatan (Deeks et al., 2009). memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi sehingga yang Dari data dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan menjadi total responden pada penelitian ini berjumlah antara umur kader posyandu pada kedua kelompok 60 orang. penggunaan KPSP (p>0,05). Hasil yang sama diperoleh Tabel 5.1 Determinan Penggunaan Kuisioner Pra oleh Kim (2020) dimana pada saat pendemi, umur Skrining Perkembangan Anak pada Kader seseorang tidak menentukan perilaku kesehatannya Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Benteng (Kim & Crimmins, 2020). Umur juga tidak memiliki Bangka Tengah hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan KPSP KPSP di Klaten (Wulandari & Palifiana, 2018). Walaupun Tidak p- tidak memiliki perbedaan, kelompok yang Variabel Total Menggu meng value menggunakan KPSP memiliki rerata umur kader yang n=60 nakan gunak dan sedikit lebih tinggi dibanding kelompok lainnya. Usia n=21 an OR n-39 lanjut diperkirakan membuat seseorang semakin Umur Kader 37,78 38,48 ± 37,41 0,768 bijaksana dalam bersikap dan memiliki rasa ingin tahu * Posyandu ± 10,93 ±9,83 dan kesadaran yang lebih tinggi terhadap perilaku 10,15 kesehatan. Keikutsertaan 0,000 Semakin tinggi pengetahuan dan tingkat pendidikan, Kader dalam ** Pelatihan KPSP 25 17 8 semakin luas cara pandang dan pola fikir dalam OR: 6,25 bertindak. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan - Pernah (41,7) 4 31 - Tidak pernah 35 pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat dalam (58,3) memelihara kesehatannya sendiri (Notoatmodjo, 2003). Lama Menjadi 0,532 Data penelitian membuktikan bahwa pelatihan memiliki Kader 46 15 31 *** hubungan yang signifikan dengan penggunaan KPSP - > 2 th (76,7) 6 8 OR: 1,2 (p<0,05). Hasil yang sama diperoleh oleh Sulistyowati - ≤ 2 th 14 et al (2018) dimana pelatihan mempunyai dampak (23,3) KetersediaanSara terhadap perbedaan yang signifikan pengetahuan dan na Prasarana sikap kader terhadap penggunaan KPSP (Sulistyowati et - Tersedia 26 20 6 0,000 al., 2018). Hasil yang sama juga diperoleh oleh - Tidak (43,3) 1 33 ** Nikmatul et, al (2017) dimana kader posyandu yang tersedia 34 telah mengikuti pelatihan KPSP mengalami peningkatan OR: 5,2 (56,7) pengetahuan dan keterampilan dalam pemantauan balita Dukungan Tenaga 0,000 (Nikmatul et al., 2017). Nilai OR pada keikutsertaan Kesehatan 28 21 7 ** - Mendukung (46,7) 0 32 kader dalam pelatihan KPSP (OR : 6,25) artinya Kader OR: 4,0 yang mengikuti pelatihan 6,25 kali mampu - Tidak 32 mendukung (53,3) menggunakan KPSP. http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI Vol.5 No.2 Januari 2022 (97) CITRA DELIMA : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung p-ISSN: 2087-2240; e-ISSN: 2655-0792 Lama bekerja merupakan salah satu tolak ukur yang yang dalam hal ini yaitu melakukan deteksi tumbuh dapat mempengaruhi keterampian seseorang walau kembang menggunakan lembar KPSP (Napitupulu et bukan faktor utama(Napitupulu et al., 2018). Lama al., 2018). Nilai OR terhadap dukungan nakes pada menjadi kader tidak berpengaruh dengan penggunaan penelitian ini (OR; 4,0) artinya dukungan nakes KPSP pada penelitian ini (p>0,05). Hasil penelitian ini membuat 4,0 kali kader merasa di support untuk sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh menggunakan KPSP. Wulandari dan Palifiana (2018). Lamanya menjadi kader tidak menentukan kedisiplinan kader dalam SIMPULAN menggunakan lembar KPSP dalam pelaksanaan Adapun kesimpulan yang didapat pada penelitian ini Posyandu (Wulandari & Palifiana, 2018). Kader yang adalah: lebih lama waktu kerjanya merasa terbiasa dengan 1. Penggunaan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan kegiatan posyandu sehingga tidak ada sangsi apabila Anak pada Kader Posyandu di Wilayah Kerja salah dalam mengerjakan laporan. Hal ini menyebabkan Puskesmas Benteng Bangka Tengah sebanyak 21 buruknya kualitas pelaporan kader yang memiliki waktu (35%) kader. kerja yang lama (Nurayu, 2013). Nilai OR lama menjadi 2. Determinan yang berhubungan dengan Penggunaan kader (OR: 1,25) artinya Kader yang sudah Kuisioner Pra Skrining Perkembangan Anak pada berpengalaman lebih dari 2 tahun 1,2 kali lebih Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas mengerti penggunaan KPSP. Benteng Bangka Tengah adalah keikutsertaan kader Sarana dan prasarana menjadi penting bagi kader dalam pelatihan KPSP, ketersediaan sarana dan dalam pemanfaatan KPSP dalam pelaksanaan posyandu prasaran dan dukungan tenaga kesehatan. (Yani & T.W., 2017). Penelitian ini menunjukkan DAFTAR PUSTAKA bahwa sarana dan prasarana memiliki pengaruh yang Deeks, A., Lombard, C., Michelmore, J., & Teede, H. signifikan dengan penggunaan KPSP (p < 0,05). Hasil (2009). The effects of gender and age on health sejalan ditunjukkan oleh Napitupulu et al (2017) yang related behaviors. BMC Public Health, 9, 1–8. menemukan bahwa walaupun sebagian besar sarana https://doi.org/10.1186/1471-2458-9-213 tidak lengkap (66,8%), tidak ditemukan hubungan Dhamayanti, E. (2006). Kuesioner Praskrining antara variabel. kelengkapan dengan sikap kader dalam Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri, 8(1). melakukan deteksi dini perkembangan bayi/ balita. Kadi, F. A., Garna, H., & Fadlyana, E. (2008). Media atau sarana mempunyai peran dalam membentuk Kesetaraan Hasil Skrining Risiko Penyimpangan kepercayaan atau pendapat seseorang yang Perkembangan Menurut Cara Kuesioner memunculkan motivasi untuk melakukan hal tertentu Praskrining Perkembangan (KPSP) dan Denver II (Napitupulu et al., 2018). Dalam hal ini, sarana dan pada Anak Usia 12-14 Bulan dengan Berat Lahir prasarana menjadi faktor pendukung dalam Rendah. Sari Pediatri, 10(1). terlaksananya penggunaan KPSP. Adanya sarana dan Kementrian Kesehatan RI. (2012). Ayo ke Posyandu prasarana yang baik memotivasi kader untuk melakukan Setiap Bulan. Pusat Promosi Kesehatan RI. penilaian KPSP. Sebaliknya, tidak adanya sarana dan Kementrian Kesehatan RI. (2016). Pedoman prasarana membuat kader merasa penggunaan KPSP Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi menjadi sesuatu yang tidak harus dilakukan. Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Nilai OR dari ketersediaan sarana prasarana (5,2) Pelayanan Kesehatan Dasar. artinya 5,2 kali kader akan menggunakan form KPSP Kim, J. K., & Crimmins, E. M. (2020). How does age apabila tersedia form KPSP Teori Green affect personal and social reactions to COVID-19: mengemukakan bahwa salah satu faktor yang Results from the national Understanding America mempengaruhi perilaku seseorang adalah dukungan Study. PLOS ONE, 15(11), e0241950. sosial yang termasuk didalamnya dukungan tenaga https://doi.org/10.1371/journal.pone.0241950 kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Dalam penelitian ini, Napitupulu, M. P. S., Aryani, Y., & Vitriani, O. (2018). dukungan tenaga kesehatan memiliki hubungan yang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Sikap signifikan dengan penggunaan KPSP (p<0,05). Kader Posyandu Dalam Melakukan Deteksi Dini Dukungan tenaga kesehatan dapat berupa dukungan Perkembangan Bayi / Balita Di Wilayah Kerja emosional, penghargaan, instrumental dan informatif. Nikmatul, R., Asmedi, A., Muchlis, M., & Rahmawati, Dukungan tersebut saling terkait dan menumbuhkan N. T. (2017). Pengaruh Pelatihan Kuesioner Pra semangat bagi kader untuk dapat melakukan tugasnya Skrining Perkembangan (KPSP) Terhadap http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI Vol.5 No.2 Januari 2022 (98)
no reviews yet
Please Login to review.