161x Filetype PDF File size 0.07 MB Source: dinatek.stts.edu
ANALISIS LINE BALANCING DENGAN METODE LEARNING CURVE Kelvin Dosen Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya e-mail: kelvin@stts.edu ABSTRAK Sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi speaker memiliki permasalahan pada line produksi nya. Permasalahan yang dialami adalah terjadi bottle neck dibeberapa bagian line produksi, sehingga proses produksi tidak berjalan optimal. Pada perusahaan ini proses produksi dikerjakan secara manual oleh operator dan mesin. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan analisa untuk menentukan kondisi lintasan produksi yang seimbang dengan melakukan pengoptimalan faktor-faktor produksi yang ada sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan bottle neck yang terjadi pada lintasan produksi dan proses menjadi lebih optimal serta dapat meningkatkan kapasitas output produksi. Dari analisa ini diketahui bahwa penyebab munculnya bottle neck disebabkan oleh masalah produktivitas dan keterbatasan kapasitas produksi mesin. Untuk mengatasi hal ini, maka dilakukan pengoptimalan jumlah operator agar lintasan mencapai keseimbangan, peningkatan produktivitas kinerja operator, dan berbagai hal lainnya. Khusus untuk analisa proses yang dilakukan secara manual dianalisa berdasarkan metode learning curve karena kinerja manusia yang dilakukan secara berulang-ulang akan mengalami pembelajaran dengan sendirinya. Hasil dari perbaikan di salah satu line produksi dapat meningkatkan output produksi sebesar 9,503%. Kata kunci: Time Study, Keseimbangan Lintasan, Kurva Belajar ABSTRACT A manufacturing company that produces speakers have problems at the production line. Problems experienced is the bottle neck occurs in some parts of the production line. So, the production process is not running optimally. At the company's production process is done manually by the operator and machine. Based on these problems analyzed to determine the condition of a balanced production line by performing the optimization of production factors that exist that can reduce or eliminate the bottle neck that occurs in the path of production and the process becomes more optimal and can increase the output capacity of production. From this analysis, that the causal bottle neck caused by a problem with productivity and the limitations of machine production capacity. To overcome this, it is optimization of the track operator to achieve a balance, increasing the productivity performance of the operators, and various other things. Especially for the analysis process is done manually analyzed based on the learning curve method because human performance conducted repeatedly learning experience by itself. Results of repair in one production line can increase the production output amounted to 9.503%. Keywords: Time Study, Line Balancing, Learning Curve PENDAHULUAN idle/delay, set up, loading-unloading, materials handling dan sebagainya. Produktivitas secara sederhana didefinisikan sebagai perbandingan antara output per inputnya. Perusahaan seringkali menghadapi permasalahan Agar produktivitas meningkat, perlu diupayakan dengan terjadinya bottle neck pada lintasan proses produksi yang efektif dan memberikan produksinya, oleh karena itu akan dilakukan kontribusi sepenuhnya terhadap kegiatan-kegiatan analisis line balancing pada lintasan produksinya. produktif yang berkaitan dengan nilai tambah. Line balancing pada suatu lintasan produksi adalah Salah satu caranya adalah dengan berusaha bertujuan untuk memberikan beban yang sama atau menghindari atau meminimalkan langkah-langkah berimbang pada semua faktor proses produksi yang kegiatan yang tidak produktif seperti banyaknya ada pada lintasan produksi tersebut. Faktor proses 64 DINAMIKA TEKNOLOGI Vol. 4, No. 2; April 2012: 64-71 produksi yang dimaksud di sini adalah sumber mengevaluasi kecepatan kerja operator. Salah satu daya yang digunakan dalam proses produksi metode yang digunakan untuk menganalisa (misalnya operator, mesin dan atau peralatan performance rating adalah metode westinghouse kerja). yang mempertimbangkan 4 faktor dalam mengevaluasi performance operator, yaitu skill, Untuk ketidakseimbangan lintasan pada proses effort, condition, dan consistency. produksi ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu pengaturan terhadap penempatan faktor- Dalam proses perhitungan untuk memperoleh faktor, yang berarti pengalihan faktor-faktor pada waktu baku, juga diperlukan waktu longgar atau tempat yang lebih diperlukan. allowance. Tidak ada operator yang dapat bekerja terus menerus tanpa mengalami gangguan sama TINJAUAN PUSTAKA sekali. Karena itulah, dalam perhitungan waktu baku perlu memperhatikan kelonggaran pada Suatu pekerjaan dikatakan diselesaikan secara operator. Pada umumnya kelonggaran (allowance) efisien apabila waktu penyelesaiannya berlangsung meliputi tiga hal, yaitu kelonggaran untuk paling singkat (Wignjosoebroto, 1995). Untuk kebutuhan personal, kelonggaran untuk melepas mendapatkan waktu penyelesaian paling singkat lelah, kelonggaran karena keterlambatan. diperlukan adanya penelitian kerja dan analisa metode kerja. Tujuan dari penelitian dan analisa Salah satu aplikasi atau pemanfaatan dari metode kerja ini adalah mengaplikasikan prinsip diketemukannya waktu baku adalah guna dan teknik pengaturan cara kerja yang optimal menyeimbangkan lintasan produksi. Proses dalam sistem kerja tersebut, sehingga diperoleh keseimbangan lintasan pada dasarnya merupakan alternatif metode pelaksanaan kerja yang dianggap satu hal yang tidak pernah mencapai memberikan hasil yang paling efektif dan efisien. kesempurnaan. Dengan adanya keseimbangan Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan lintasan, maka diharapkan tidak terjadi bottle neck dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku (macet atau penyempitan) yang dapat menghambat yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu kelancaran produksi. pekerjaan. Secara singkat pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan Dalam pengambilan data juga didasarkan pada manusia yang dikontribusikan dengan unit output konsep kurva belajar. Kosep dari kurva belajar yang dihasilkan. menyatakan bahwa pada pekerjaan yang berulang secara terus-menerus, operator yang melakukan secara otomatis akan melakukan pembelajaran Pengukuran dilakukan pada waktu yang dibutuhkan (secara wajar) oleh seorang pekerja pada pekerjaannya pada saat melakukan pekerjaan yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata tersebut. Tingkat pembelajaran tersebut dapat (normal) untuk menyelesaikan pekerjaan atau dilihat dari tingkat waktu yang dibutuhkan untuk disebut dengan waktu baku. Dalam pengukuran menyelesaikan satu siklus pekerjaan. Semakin waktu kerja ada dua cara yang dapat dilakukan, lama, waktu penyelesaian yang diperlukan semakin yaitu secara langsung (stopwatch atau work cepat hingga mencapai satu titik tertentu. Bila sampling) dan secara tidak langsung (standart data mencapai titik maksimum tersebut, maka pekerjaan atau predetermined time study). yang dilakukan operator sudah mencapai tingkat terefisien. Pengukuran waktu kerja dengan menggunakan jam henti atau stopwatch sebagai alat bantu METODE PENELITIAN diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor pada abad ke-19. Metode ini sangat sesuai Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian diaplikasikan terutama untuk pekerjaan yang ini adalah sebagai berikut: singkat dan berulang-ulang (repetitive). Dari hasil 1. Tahap pengamatan awal dan perumusan pengukuran akan diperoleh waktu baku untuk masalah menyelesaikan satu siklus pekerjaan bagi semua Sebagai langkah awal peneliti melakukan pekerja. pengamatan terhadap lintasan produksi yang terdapat pada proses produksi di Untuk mengetahui kemampuan pekerja diperlukan perusahaan dan mengamati permasalahan- penentuan performance rating. Performance permasalahan yang terjadi dalam proses rating adalah aktivitas untuk menilai dan produksi di perusahaan. Pengamatan 65 DINAMIKA TEKNOLOGI Vol. 4, No. 2; April 2012: 63-70 dilakukan dengan melihat secara langsung dan data lainnya) setiap aktivitas dari elemen kerja yang ada pada lintasan produksi, mulai dari Setelah data-data terkumpul, kemudian mengamati metode kerja yang dilakukan diolah sesuai dengan dasar yang sudah operator, peralatan dan mesin yang diperoleh pada studi pustaka. Pengolahan digunakan sampai hasil akhir dari sebuah yang dilakukan adalah menghitung waktu proses pada lintasan tersebut. standar, output standar, perhitungan Selama pengamatan, peneliti mendapatkan kapasitas produksi dengan teori time study informasi mengenai gambaran proses dan perhitungan kapasitas dengan teori produksi secara keseluruhan untuk kurva belajar. Hasil dari pengolahan data menghasilkan sebuah produk. Dari hasil ini akan dianalisis secara seksama untuk pengamatan dan konsultasi dengan dijadikan dasar dalam memberikan solusi supervisor yang ada maka ditemukan perbaikan bagi perusahaan. beberapa permasalahan yang mengganggu kelancaran dalam proses produksi pada 3. Tahap pengambilan kesimpulan dan saran lintasan. Permasalahan utama yang sering Setelah dilakukan pengolahan data dan terjadi adalah bootle neck yang dianalisa, maka dapat ditarik kesimpulan menyebabkan menurunnya produktivitas dari penelitian ini. Kesimpulan tersebut lintasan produksi. Setelah melakukan berguna untuk menjawab semua tujuan pengamatan awal terhadap lintasan dari penelitian yang sudah ditetapkan di produksi di pabrik speaker dan melakukan awal. Kesimpulan ini nantinya akan konsultasi dengan pihak perusahaan digunakan perusahaan sebagai acuan untuk khususnya bagian produksi, maka langkah menentukan langkah-langkah perbaikan selanjutnya adalah melakukan perumusan pada proses produksi agar berjalan lebih masalah. baik. Setelah dilakukan pengolahan data Dari hasil pengamatan maka dapat dan dianalisa, maka dilakukan penarikan disimpulkan bahwa permasalahan utama kesimpulan dari penelitian ini. Penarikan yang terjadi pada lintasan produksi adalah kesimpulan berguna untuk menjawab tidak seimbangnya lintasan produksi semua tujuan dari penelitian yang sudah sehingga menyebabkan munculnya bootle ditetapkan di awal, yang mana nantinya neck pada lintasan produksi. Bagaimana juga dapat digunakan perusahaan sebagai penanganan terhadap ketidakesimbangan acuan untuk menentukan langkah-langkah lintasan produksi akan menjadi fokus perbaikan pada proses produksi agar dapat utama peneliti dalam tugas akhir ini. berjalan dengan lebih baik lagi. Selain kesimpulan, peneliti juga diberikan saran 2. Tahap pengumpulan dan pengolahan data yang ditujukan bagi peneliti yang akan Setelah permasalahan dan tujuan melakukan penelitian lanjutan agar peneliti ditetapkan, dilakukan studi pustaka dengan selanjutnya akan memperoleh hasil yang membaca dan mempelajari teori-teori yang lebih baik dari hasil penelitian yang ada sesuai dengan permasalahan yang saat ini dihadapi. Teori-teori diperoleh dari buku- buku, jurnal-jurnal, dan sumber indormasi PENGUMPULAN DATA lainnya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain pengukuran Dalam proses pembuatan sebuah speaker waktu kerja, keseimbangan lintasan, dan menggunakan dua lintasan (line produksi) yaitu kurva belajar. line A dan line B, yang mana antar line terdapat Selanjutnya dilakukan pengambilan data, rentang waktu minimal adalah lima jam untuk data yang diambil terbagi menjadi dua proses pengeringan (drying) speaker. Pemindahan jenis, data primer (data aliran sistem antar line menggunakan forklift manual. Pada informasi di perusahaan, data urutan umumnya terdapat rangkaian elemen kerja yang proses produksi, data waktu masing- hampir sama untuk tiap tipe speaker, perbedaannya masing proses, dan lain sebagainya) dan terdapat hanya pada urutan elemen kerja yang berubah sesuai kebutuhan speaker dan perbedaan data sekunder (gambaran umum ukuran dan model komponen yang disesuaikan perusahaan, kapasitas produksi perusahaan, proses produksi, berat produk, dengan tipe speaker yang saat itu sedang 66 DINAMIKA TEKNOLOGI Vol. 4, No. 2; April 2012: 64-71 diproduksi. Pada lintasan produksi inilah sering Speaker yang dianggap gagal dalam proses terjadi bottle neck yang menyebabkan proses pengecekan suara diberi tanda, dan dalam proses produksi tidak dapat berjalan dengan lancar. selanjutnya yaitu penempelan stampel, speaker ini akan diambil dari conveyor untuk dilakukan Dalam penelitian, akan ditentukan kondisi lintasan perbaikan lagi. Sampailah speaker pada proses produksi yang seimbang, dengan melakukan packaging, pemasukan speaker pada kemasan OB pengoptimalan terhadap faktor-faktor produksi (out box) dan packing serta proses pemberian yang ada pada perusahaan, terutama difokuskan stampel. pada penggunaan operator pada lintasan produksi. Dalam tahap awal, diperlukan data mengenai Untuk masing-masing proses diambil 30 data proses produksi yang dilalui pada produk-produk pengamatan. Untuk proses pembersihan magne, tersebut. Ada lima macam produk yang dianalisis, data waktu proses yang diperoleh yaitu: 2.4, 2.2, yaitu speaker tipe A, speaker tipe B, speaker tipe 2.3, 2.4, 2.2, 2.1, 2.8, 2.8, 2.2, ,2.1, 2.6, 2.5, 2.2, C, speaker tipe D dan speaker tipe E. 2.7, 2.1, 2.0, 1.9, 2.0, 2.7, 2.2, 2.3, 2.2, 2.4, 2.1, 2.7, 2.2, 2.4, 2.5, 2.2, dan 2.1. (dalam satuan detik). Untuk speaker tipe C pada lintasan A, terdapat proses pembersihan magnet, proses pembersihan PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA yoke, proses pengeleman magnet dan yoke, pengelingan washer dan frame, pengelingan Dari data waktu proses tersebut dilakukan terminal pada frame, pembersihan sisa hasil pengujian kecukupan data dan keseragaman data, agar data tersebut valid untuk diteliti. Berikut ini kelingan, pengeleman pada bagian washer, penggabungan magnet dan yoke, pencabutan adalah pengujian kecukupan dan keseragaman data center yoke dicabut dengan vacuum, pembersihan pada proses pembersihan magnet (pada lintasan dengan absorber, pengeleman damper dan pecahan A): keling, pengeleman damper, pengeleman conepaper pada tepi atas frame, pengeleman voice Uji kecukupan data coil, pemasangan conepaper, pengeleman tepi Uji kecukupan data menunjukkan bahwa jumlah conepaper dan gasket, dan terakhir adalah proses data pengamatan yang diambil telah mencukupi. pemasangan gasket. Speaker kemudian diletakkan N = 30 pada multiplex untuk proses pengeringan selama k = 2 (derajat kepercayaan 95%) minimal 5 jam sebelum lanjut pada proses di s = 5% lintasan B. ∑X2 i = 162.81 Pada awal proses dilakukan pencabutan VCG dan ∑Xi = 70.5 pelepasan gasket penekan, sebelum diletakkan pada conveyor di lintasan B. Proses pertama adalah ⎡ 2 2 ⎤2 ( ) () pemasangan protector pada tepi frame, ⎢k s N ∑Xi − ∑Xi ⎥ pemasangan kabel lead wire dan pelilitan kawat N'= ⎢ () ⎥ ⎢ ∑Xi ⎥ coil, penyolderan pada bagian terminal, ⎣ ⎦ pemasangan protector bagian kedua, pembentukan ⎡ 2 ⎤2 ()() sudut pada lead wire, penyolderan untuk terminal, N'= ⎢40 30162.81 − 70.5 ⎥ pemotongan sisa kabel mulai dari kabel lead wire, () ⎢ 70.5 ⎥ kawat coil, yang mana untuk pemotongan coil ⎣ ⎦ selalu diikuti dengan proses drop speaker karena N'=17.9038 kemungkinan potongan coil yang tersangkut pada speaker. Selanjutnya adalah proses pengeleman Uji keseragaman data dust cap, pengeleman mata ayam, lalu kemudian BKA=x+kσ dilakukan pemasangan dust cap. = 2.32+2(0.2493) Speaker lalu dialihkan pada conveyor untuk = 2.8152 mengalami proses pengeringan sesaat sebelum masuk pada proses charge magnet. Speaker diberi BKB=x−kσ beban untuk merekatkan dust cap yang dipasang. = 2.32−2(0.2493) Setelah melalui proses charge magnet, dilanjutkan dengan proses pengecekan suara dari speaker. = 1.8182 67
no reviews yet
Please Login to review.